Nasi merupakan
sumber energi yang mengandung karbohidrat tinggi dan menjadi makanan pokok
masyarakat Indonesia. Meski begitu, masih banyak orang di negara kita khususnya
kaum wanita yang belum bisa memasak nasi atau beras dengan baik. Sebelum
menanak, kenali jenis beras. Beras yang sudah lama akan terlihat kusam dan
perlu takaran air lebih banyak. Sedangkan beras yang masih baru akan terlihat
cerah dan bersih serta tidak membutuhkan air yang terlalu banyak.
Jika ingin
memasak dengan cara dikukus, buatlah adonan nasi terlebih dahulu. Kemudian
masak nasi dengan air secukupnya hingga matang dan dilanjutkan dengan
pengukusan. Jika ingin memasak dengan rice cooker, tambahkan air sesuai
petunjuk atau 2 cm diatas permukaan beras. Sebagai pengharum, anda bisa tambahkan
1 lembar daun pandan.
Dalam kasus ini
saya akan berbagi beberapa cara menanak nasi yang sering dilakukan oleh
sebagian besar masyarakat Indonesia, antara lain sebagai berikut :
Cara Tradisional
atau Biasa
a. Dikukus
Langkah-langkah :
- Pilih beras yang masih baru dan berkualitas baik. Ciri-cirinya yaitu putih, bersih, wangi, serta panjang dan utuh.
- Cuci panci untuk menanak nasi sampai benar-benar bersih dan tidak lengket.
- Cuci beras yang akan dimasak sampai air bekas cucian terlihat jernih.
- Tambahkan agar-agar putih secukupnya agar lebih pulen.
- Masukan daun pandan secukupnya.
- Percikkan air jeruk secukupnya ke tempat menanak.
- Tambahkan air kira kira 2 cm diatas permukaan beras.
- Gunakan api sedang dan kecilkan jika airnya sudah surut. Selanjutnya beras yang sudah jadi setengah nasi diaduk-aduk, lalu tutup kembali.
- Masak lagi beberapa saat lalu angkat.
- Panaskan air di langesng atau dandang kurang lebih 1/8 ukuran wadah.
- Setelah air mendidih, masukan beras setengah nasi tadi ke dalam dandang. Kukus hingga beras benar-benar menjadi nasi.
- Angkat dan masukan nasi ke dalam ceting sambil diaduk-aduk hingga pulen.
Kelebihan dengan
cara dikukus :
- Nasi dapat kering dan butiran nasi masih terlihat.
- Kecilnya kemungkinan untuk hangus.
- Tidak ada kerak.
- Waktu memasak lebih lama.
- Bahan dan alat dalam memasak lebih banyak.
b. Diliwet
Langkah-langkah :
- Cuci beras sampai bersih.
- Siapkan panci dan jerangkan.
- Masukan beras ke dalam panci.
- Masak dengan api sedang selama ½ jam.
Perbandingan air
dan beras :
- Nasi lunak : 2 : 1
- Nasi sedang : 2 : 1,5
- Nasi keras : 1 : 1
Kelebihan :
- Zat makanan tidak hilang.
- Waktu memasak relatif singkat.
- Memerlukan lebih sedikit bahan bakar untuk memasak.
Kelemahan :
- Dapat berkerak.
- Harus memakai panci yang tebal.
- Harus dimasak dalam air mendidih.
- Harus sering diaduk supaya kerak yang diihasilkan tidak terlalu tebal.
- Kalau nasi hendak setengah matang, api harus segera dikecilkan.
c. Ditim
Langkah-langkah :
- Cuci beras sampai bersih.
- Masukan beras ke dalam panci kecil, kemudian masukan ke dalam panci besar yang berair.
- Jerangkan selama 1 jam sampai masak.
Perbandingan
beras dan air = 1 : 4
Hal yang perlu
diperhatikan :
- Panci harus selalu ditutup rapat.
- Air harus setinggi dengan beras yang ada dalam panci lain.
Menggunakan
Teknik Khusus
Di berbagai
daerah di Indonesia misalnya Jawa banyak kita temui kenduri-kenduri dari yang
kecil sampai yang besar, seperti perkawinan, pindahan rumah, mitoni, hari
kelahiran, ulang tahun, dan khitanan. Sebab itu dalam kebudayaan Jawa penyajian
hidangan makan sangat dijunjung tinggi. Jadi penyajian hidangan, terutama untuk
nasi harus berbeda dengan penyajian dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini
teknik memasak nasi secara khusus yang saya maksud adalah dengan cara memasak
nasi tumpeng.
Tumpeng yaitu
sajian nasi yang dibentuk kerucut dengan aneka lauk pauk yang diletakan dalam
tampah atau nampan yang besar. Tumpeng merupakan tradisi sajian dalam berbagai
kegiatan upacara, baik itu untuk suasana kesedihan maupun kegembiraan. Tumpeng
dalam ritual Jawa terdiri dari jenis yang bermacam-macam, antara lain tumpeng
megono, robyong, sangga langit, dan arga dumilah.
Makna dari
pembuatan tumpeng adanya pengakuan penguasa yang lebih besar dari manusia yaitu
Tuhan. Wujud tersebut berwujud sikap menyembah kepada Sang Kuasa dengan penuh
rasa syukur, pengharapan, dan do’a. Oleh sebab itu masyarakat Jawa sangat
meyakini bahwa nasi tumpeng merupakan bentuk syukur atas apa yang telah Tuhan
berikan kepada mereka, serta sebagai pengingat bahwa rezeki dan kebahagiaan
berada dalam kekuasan -Nya.
Berikut ini
adalah jenis-jenis tumpeng yang ada di Jawa :
a. Tumpeng
Robyong
Tumpeng robyong
merupakan simbol keselamatan, kesuburan, dan kesejahteraan. Tumpeng yang
menyerupai gunung melambangkan kemakmuran sejati. Air yang mengalir dari gunung
akan menghidupi tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan yang dibentuk robyong disebut semi
atau semen, yang berarti hidup dan tumbuh berkembang.
Penyajian :
- Disajikan bersama dengan jajanan pasar berupa kue mangkok, pala pendem (ubi, kacang tanah, singkong, talas). Kue mangkok melambangkan kedewasaan, sedangkan pala pendem melambangkan bila pandai atau kaya kita tidak perlu pamer.
- Bubur merah dan putih.
- Pelita yang melambangkan harapan semoga hidupnya selalu mendapat bimbingan Tuhan Yang Maha Esa.
- Intuk-intuk yang terdiri dari nasi yang berbentuk kerucut kecil di atasnya ditusuk sujen berisi telur, bawang merah, dan lombok merah. Hal ini melambangkan kebulatan menuju yang satu, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
- Kembang telan atau bunga tiga rupa yaitu mawar, kantil, dan kenanga.
- Pisang setangkap atau sepasang, terdiri atas dua sisir pisang, keduanya dipasang berlawanan arah.
- Sayur lodeh keluwih.
Rangkaian
hidangan tumpeng robyong terkadang berbeda-beda sesuai dengan kebiasaan daerah
masing-masing. Namun tumpeng robyong mempunyai tujuan yang sama, yaitu pesan
dan nasihat.
b. Tumpeng kuning
Tumpeng kuning
banyak dihidangkan pada upacara pernikahan dan ulang tahun untuk lauk pauk.
Tumpeng ini terdiri dari perkedel kecil-kecil, siwiran ayam goreng, sambal
goreng basa, abon, telur dadar, sambal goreng kering. Sedangkan hiasannya
terdiri dari daun kemangi, tomat, mentimun, dan lain-lain.
c. Tumpeng putih
Biasa digunakan
untuk acara sakral karena warna putih melambangkan kesucian. Pada umumnya
tumpeng putih tidak memakai ayam goreng, tetapi ayam ingkung dan bumbu aren.
Tumpeng putih juga memakai tambahan seperti tahu, tembe bacem, dan ikan asin.
d. Tumpeng megono
1) Tumpeng megono
Jawa Tengah
Lauk pauk tumpeng
megono Jawa Tengah pada bagian dalam berisi urapan, irisan sayuran, dan bumbu.
Nasi dan lauknya disusun berlapis dan biasa disajikan pada waktu selamatan
weton yaitu peringatan 35 hari kelahiran seseorang.
2) Tumpeng megono
Jawa Barat
Nasi dan lauk
pauk tumpeng megono disusun berlapis-lapis di bagian dalam. Terdiri atas opor
dan sayuran rebus seperti kentang, buncis, kacang panjang, telur rebus, dan
kacang goreng. Tumpeng ini juga dilengkapi dengan beberapa makanan ringan yaitu
berondong, jipan, rengginang, dan kembang goyang. Biasanya dihidangkan pada
acara pindahan rumah.
e. Tumpeng tujuh
bulan
Nama lain tumpeng
ini adalah tumpeng mitoni yang berbentuk kerucut besar dan enam tumpeng kerucut
kecil yang ditutup daun pisang. Tumpeng ini melambangkan kehamilan yang sudah
menempuh waktu 6 bulan. Pantangan untuk tumpeng mitoni adalah penyertaan lauk
pauk hewani, hal ini melambangkan harapan orang tua agar kelak anaknya memiliki
pribadi yang kuat dan sayang terhadap sesama. Lauk yang biasa menghiasi tumpeng
ini antara lain urapan, tahu, tempe, perkedel, rempeyek kacang, serta
dilengkapi dengan rujak cacah yang terdiri dari 7 macam buah.
f. Tumpeng
brokohan
Disajikan untuk
menyambut suatu kelahiran si jabang bayi. Jika bayi perempuan, tumpeng berisi
sayuran yang disusun menyerupai bunga. Sedangkan untuk bayi laki-laki sayuran
disusun menyerupai bentuk burung.
g. Tumpeng
seremonial atau tumpeng modifikasi
Tumpeng ini
disebut juga dengan tumpeng suka-suka karena tidak mementingkan filosofi dan
kearifan budaya daerah manapun. Biasanya memakai nasi kuning, nasi goreng, atau
yang lain. Sedangkan untuk lauk pauk disesuaikan dengan selera pembuatnya.
Dengan kata lain, tumpeng ini merupakan hasil masakan yang semata-mata untuk
wisata kuliner saja tanpa mengandung makan apapun.
EmoticonEmoticon