Kamis, 12 April 2018

Macam-macam cara menanak nasi dan tumpeng

Nasi merupakan sumber energi yang mengandung karbohidrat tinggi dan menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia. Meski begitu, masih banyak orang di negara kita khususnya kaum wanita yang belum bisa memasak nasi atau beras dengan baik. Sebelum menanak, kenali jenis beras. Beras yang sudah lama akan terlihat kusam dan perlu takaran air lebih banyak. Sedangkan beras yang masih baru akan terlihat cerah dan bersih serta tidak membutuhkan air yang terlalu banyak.

Jika ingin memasak dengan cara dikukus, buatlah adonan nasi terlebih dahulu. Kemudian masak nasi dengan air secukupnya hingga matang dan dilanjutkan dengan pengukusan. Jika ingin memasak dengan rice cooker, tambahkan air sesuai petunjuk atau 2 cm diatas permukaan beras. Sebagai pengharum, anda bisa tambahkan 1 lembar daun pandan.

Dalam kasus ini saya akan berbagi beberapa cara menanak nasi yang sering dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, antara lain sebagai berikut :

Cara Tradisional atau Biasa

a. Dikukus

Langkah-langkah :
  1. Pilih beras yang masih baru dan berkualitas baik. Ciri-cirinya yaitu putih, bersih, wangi, serta panjang dan utuh.
  2. Cuci panci untuk menanak nasi sampai benar-benar bersih dan tidak lengket.
  3. Cuci beras yang akan dimasak sampai air bekas cucian terlihat jernih.
  4. Tambahkan agar-agar putih secukupnya agar lebih pulen.
  5. Masukan daun pandan secukupnya.
  6. Percikkan air jeruk secukupnya ke tempat menanak.
  7. Tambahkan air kira kira 2 cm diatas permukaan beras.
  8. Gunakan api sedang dan kecilkan jika airnya sudah surut. Selanjutnya beras yang sudah jadi setengah nasi diaduk-aduk, lalu tutup kembali.
  9. Masak lagi beberapa saat lalu angkat.
  10. Panaskan air di langesng atau dandang kurang lebih 1/8 ukuran wadah.
  11. Setelah air mendidih, masukan beras setengah nasi tadi ke dalam dandang. Kukus hingga beras benar-benar menjadi nasi.
  12. Angkat dan masukan nasi ke dalam ceting sambil diaduk-aduk hingga pulen.
Kelebihan dengan cara dikukus :
  1. Nasi dapat kering dan butiran nasi masih terlihat.
  2. Kecilnya kemungkinan untuk hangus.
  3. Tidak ada kerak.
Kelemahan dengan cara dikukus :
  1. Waktu memasak lebih lama.
  2. Bahan dan alat dalam memasak lebih banyak.
b. Diliwet

Langkah-langkah :
  1. Cuci beras sampai bersih.
  2. Siapkan panci dan jerangkan.
  3. Masukan beras ke dalam panci.
  4. Masak dengan api sedang selama ½ jam.
Perbandingan air dan beras :
  1. Nasi lunak : 2 : 1
  2. Nasi sedang : 2 : 1,5
  3. Nasi keras : 1 : 1
Kelebihan :
  1. Zat makanan tidak hilang.
  2. Waktu memasak relatif singkat.
  3. Memerlukan lebih sedikit bahan bakar untuk memasak.
Kelemahan :
  1. Dapat berkerak.
  2. Harus memakai panci yang tebal.
  3. Harus dimasak dalam air mendidih.
  4. Harus sering diaduk supaya kerak yang diihasilkan tidak terlalu tebal.
  5. Kalau nasi hendak setengah matang, api harus segera dikecilkan.
c. Ditim

Langkah-langkah :
  1. Cuci beras sampai bersih.
  2. Masukan beras ke dalam panci kecil, kemudian masukan ke dalam panci besar yang berair.
  3. Jerangkan selama 1 jam sampai masak.
Perbandingan beras dan air = 1 : 4

Hal yang perlu diperhatikan :
  1. Panci harus selalu ditutup rapat.
  2. Air harus setinggi dengan beras yang ada dalam panci lain.
Menggunakan Teknik Khusus

Di berbagai daerah di Indonesia misalnya Jawa banyak kita temui kenduri-kenduri dari yang kecil sampai yang besar, seperti perkawinan, pindahan rumah, mitoni, hari kelahiran, ulang tahun, dan khitanan. Sebab itu dalam kebudayaan Jawa penyajian hidangan makan sangat dijunjung tinggi. Jadi penyajian hidangan, terutama untuk nasi harus berbeda dengan penyajian dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini teknik memasak nasi secara khusus yang saya maksud adalah dengan cara memasak nasi tumpeng.

Tumpeng yaitu sajian nasi yang dibentuk kerucut dengan aneka lauk pauk yang diletakan dalam tampah atau nampan yang besar. Tumpeng merupakan tradisi sajian dalam berbagai kegiatan upacara, baik itu untuk suasana kesedihan maupun kegembiraan. Tumpeng dalam ritual Jawa terdiri dari jenis yang bermacam-macam, antara lain tumpeng megono, robyong, sangga langit, dan arga dumilah.

Makna dari pembuatan tumpeng adanya pengakuan penguasa yang lebih besar dari manusia yaitu Tuhan. Wujud tersebut berwujud sikap menyembah kepada Sang Kuasa dengan penuh rasa syukur, pengharapan, dan do’a. Oleh sebab itu masyarakat Jawa sangat meyakini bahwa nasi tumpeng merupakan bentuk syukur atas apa yang telah Tuhan berikan kepada mereka, serta sebagai pengingat bahwa rezeki dan kebahagiaan berada dalam kekuasan -Nya.

Berikut ini adalah jenis-jenis tumpeng yang ada di Jawa :

a. Tumpeng Robyong

Tumpeng robyong merupakan simbol keselamatan, kesuburan, dan kesejahteraan. Tumpeng yang menyerupai gunung melambangkan kemakmuran sejati. Air yang mengalir dari gunung akan menghidupi tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan yang dibentuk robyong disebut semi atau semen, yang berarti hidup dan tumbuh berkembang.

Penyajian :
  1. Disajikan bersama dengan jajanan pasar berupa kue mangkok, pala pendem (ubi, kacang tanah, singkong, talas). Kue mangkok melambangkan kedewasaan, sedangkan pala pendem melambangkan bila pandai atau kaya kita tidak perlu pamer.
  2. Bubur merah dan putih.
  3. Pelita yang melambangkan harapan semoga hidupnya selalu mendapat bimbingan Tuhan Yang Maha Esa.
  4. Intuk-intuk yang terdiri dari nasi yang berbentuk kerucut kecil di atasnya ditusuk sujen berisi telur, bawang merah, dan lombok merah. Hal ini melambangkan kebulatan menuju yang satu, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
  5. Kembang telan atau bunga tiga rupa yaitu mawar, kantil, dan kenanga.
  6. Pisang setangkap atau sepasang, terdiri atas dua sisir pisang, keduanya dipasang berlawanan arah.
  7. Sayur lodeh keluwih.
Rangkaian hidangan tumpeng robyong terkadang berbeda-beda sesuai dengan kebiasaan daerah masing-masing. Namun tumpeng robyong mempunyai tujuan yang sama, yaitu pesan dan nasihat.

b. Tumpeng kuning

Tumpeng kuning banyak dihidangkan pada upacara pernikahan dan ulang tahun untuk lauk pauk. Tumpeng ini terdiri dari perkedel kecil-kecil, siwiran ayam goreng, sambal goreng basa, abon, telur dadar, sambal goreng kering. Sedangkan hiasannya terdiri dari daun kemangi, tomat, mentimun, dan lain-lain.

c. Tumpeng putih

Biasa digunakan untuk acara sakral karena warna putih melambangkan kesucian. Pada umumnya tumpeng putih tidak memakai ayam goreng, tetapi ayam ingkung dan bumbu aren. Tumpeng putih juga memakai tambahan seperti tahu, tembe bacem, dan ikan asin.

d. Tumpeng megono

1) Tumpeng megono Jawa Tengah

Lauk pauk tumpeng megono Jawa Tengah pada bagian dalam berisi urapan, irisan sayuran, dan bumbu. Nasi dan lauknya disusun berlapis dan biasa disajikan pada waktu selamatan weton yaitu peringatan 35 hari kelahiran seseorang.

2) Tumpeng megono Jawa Barat

Nasi dan lauk pauk tumpeng megono disusun berlapis-lapis di bagian dalam. Terdiri atas opor dan sayuran rebus seperti kentang, buncis, kacang panjang, telur rebus, dan kacang goreng. Tumpeng ini juga dilengkapi dengan beberapa makanan ringan yaitu berondong, jipan, rengginang, dan kembang goyang. Biasanya dihidangkan pada acara pindahan rumah.

e. Tumpeng tujuh bulan

Nama lain tumpeng ini adalah tumpeng mitoni yang berbentuk kerucut besar dan enam tumpeng kerucut kecil yang ditutup daun pisang. Tumpeng ini melambangkan kehamilan yang sudah menempuh waktu 6 bulan. Pantangan untuk tumpeng mitoni adalah penyertaan lauk pauk hewani, hal ini melambangkan harapan orang tua agar kelak anaknya memiliki pribadi yang kuat dan sayang terhadap sesama. Lauk yang biasa menghiasi tumpeng ini antara lain urapan, tahu, tempe, perkedel, rempeyek kacang, serta dilengkapi dengan rujak cacah yang terdiri dari 7 macam buah.

f. Tumpeng brokohan

Disajikan untuk menyambut suatu kelahiran si jabang bayi. Jika bayi perempuan, tumpeng berisi sayuran yang disusun menyerupai bunga. Sedangkan untuk bayi laki-laki sayuran disusun menyerupai bentuk burung.

g. Tumpeng seremonial atau tumpeng modifikasi

Tumpeng ini disebut juga dengan tumpeng suka-suka karena tidak mementingkan filosofi dan kearifan budaya daerah manapun. Biasanya memakai nasi kuning, nasi goreng, atau yang lain. Sedangkan untuk lauk pauk disesuaikan dengan selera pembuatnya. Dengan kata lain, tumpeng ini merupakan hasil masakan yang semata-mata untuk wisata kuliner saja tanpa mengandung makan apapun.


EmoticonEmoticon