Senin, 30 April 2018

Not angka lagu Jambu Alas - Didi Kempot

Read More

Not angka lagu Baturaden - lagu daerah jawa

Read More

Minggu, 29 April 2018

Not angka lagu Bojo Loro - Didi Kempot

Read More

Not angka lagu Kanggo Riko - Demy

Read More

Sabtu, 28 April 2018

Not angka lagu kelangan - Wandra

Read More

Not angka lagu gethuk - lagu tradisional jawa

Read More

Selasa, 24 April 2018

Macam-macam teknik pengolahan kue beserta contohnya

Makanan terbuat dari bahan yang bermacam-macam serta dapat dibuat ke dalam bentuk yang beragam dan menarik guna menarik konsumennya. Sekarang pengolahan bahan makanan kian beragam variasinya, baik itu dari segi bahan, teknik pengolahan, ataupun penyajiannya. Pengolahan makanan kini berkembang menjadi peluang bisnis yang menguntungkan, terutama makanan-makanan ringan yang biasanya untuk camilan atau sebagai pembuka jamuan. Makanan kecil berupa kue atau sedap-sedapan biasnya dihidangkan bersama minuman, teh, atau kopi. Dari segi bahan dan teksturnya, makanan ringan atau kecil dibagi menjadi tiga golongan, yaitu kue basah, kue kering, dan gorengan dalam bentuk kue.

Lalu apa perbedaan kue basah dan kue kering?

a. Kue basah, yaitu kue yang mengandung zat cair sehingga kue tersebut tidak tahan lama atau cepat bau. Kue basah biasanya dibuat dengan cara dikukus, misalnya kue lapis, kue ku, kue sus, kue mangkuk, kue sengkulum, kue tar, dan kue pisang.

b. Kue kering, yaitu kue yang tidak mengandung zat cair sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama. Kue kering pada umumnya dibuat dengan cara dipanggang atau dioven, misalnya kue nastar, kue kacang, kue satu, dan kue

Selain itu, pengembangan jenis kue terbaru tak luput dari teknik pengolahannya yang khusus, misalnya dengan teknik fermentasi, upat, dan aubain marie.

Teknik pengolahan kue dengan cara fermentasi

Dalam teknik ini terdapat dua macam bahan pokok yang biasa digunakan, yaitu tepung terigu dan tepung beras.

A. Dari tepung terigu
  • Bika ambon
Bahan :
  1. Tepung terigu
  2. Tepung kanji
  3. Tepung hunkue
  4. Aren
  5. Garam halus
  6. Gula pasir
  7. Fermipan
  8. Air
  9. Fanili
  10. Telur yang sudah dikocok
Cara membuat :
  1. Campurkan tepung terigu, fermipan, dan air. Uli dan biarkan sekitar ¼ jam.
  2. Setelah adonan mengembang, masukkan tepung kanji, tepunng hunkue, aren, garam, gula pasir, fanili dan telur. Diamkan kembali selama 5 jam supaya lebih adonan mengembang.
  3. Selanjutnya masukkan adonan ke dalam loyang yang sudah diolesi margarin.
  4. Masukan ke dalam oven, dan masak selama 30 menit.
  5. Setelah berwarna kuning dan banyak muncul lubang layaknya sarang lebah itu berarti bika sudah bisa diambil dan siap untuk dihidangkan.
  • Bolu kukus pelangi
Bahan :
  1. 6 butir telur
  2. 200 gram tepung terigu
  3. 200 gram gula pasir
  4. 80 ml santan kental
  5. ½ sendok teh garam
  6. 1 sendok makan emulsifer atau baking ingredients
  7. 50 ml minyak sayur
  8. Pewarna makanan warna merah, kuning, dan hijau
Cara membuat :
  1. Mixer telur, gula, emulsifer, dan garam hingga adonan mengental.
  2. Tambahkan tepung terigu, aduk hingga rata.
  3. Tambahkan santan dan minyak sayur, aduk rata dengan spatula atau sutil.
  4. Bagi adonan menjadi 3 bagian. Satu bagian diberi warna merah, satu bagian diberi warna kuning, dan satu bagian lagi diberi warna hijau.
  5. Siapkan loyang yang telah diolesi mentega dan dialasi kertas roti.
  6. Tuang adonan merah dan kukus selama 10 menit.
  7. Setalah itu, masukkan lapisan yang kuning, kukus lagi selama 10 menit.
  8. Masukan lagi adonan yang berwarna hijau. Lalu kukus selama 30 menit sampai benar-benar matang.
B. Dari tepung beras
  • Kue lapis beras
Bahan :
  1. Tepung beras
  2. Tepung sagu
  3. Santan kelapa
  4. Gula pasir
  5. Garam
  6. Daun pandan, potong 5 cm
  7. Pewarna sesuai selera
  8. Minyak goreng untuk olesan
Cara membuat :
  1. Rebus santan, garam, dan daun pandan sampai mendidih, lalu biarkan menjadi hangat.
  2. Campur tepung beras, tepung sagu, serta tuangkan  santan hangat sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga gula larut dan santan tercampur rata.
  3. Bagi adonan menjadi tiga bagian untuk tiga warna.
  4. Siapkan loyang 20 x 20 cm yang diolesi dengan minyak, kemudian panaskan dalam panci kukus.
  5. Tuangkan adonan warna pertama kurang lebih 50 ml, dikukus 5 menit hingga mengeras.
  6. Tumpangi dengan adonan warna lain secara selang-seling setelah adonan sebelumnya mengeras sampai adonan berikutnya habis.
  7. Kukus sampai matang kurang lebih 30 menit, potong-potong dan sajikan.
  • Serabi Inggris
Bahan :
  1. Tepung beras
  2. Gula pasir
  3. Ragi tape
  4. Telur
  5. Air
Cara pembuatan :
  1. Campurkan tepung beras, gula pasir, dan ragi tape ke dalam wadah yang sama, lalu uleni sampai kalis.
  2. Tambahkan air dan telur yang sudah dikocok ke dalam adonan tersebut, biarkan semalaman.
  3. Setelah itu adonan digoreng dalam wajan khusus serabi.
  4. Saat adonan digoreng, serabi tidak perlu dibalik, cukup ditekan di bagian tengahnya menggunakan irus, sehingga bagain tepi serabi akan melebar tipis kecokelatan sementara bagian tenganhnya berwarna putih, bulat, dan tebal.
  • Kue mangkok
Merupakan kue basah yang bisa kita temukan pada saat acara selamatan, pengajian, pertemuan, dan lain-lain. Kue ini juga banyak didapat di pasar-pasar tradisional dan bakery shop yang menjual aneka jajanan kue tampah.

Bahan :
  1. Tepung beras air kelapa
  2. Soda kue
  3. Gula merah halus
  4. Daun pandan
  5. Kelapa parut
  6. 1 sdt garam dapur
Cara membuat :
  1. Campur tepung beras dengan air kelapa dan soda kue, lalu aduk rata.
  2. Diamkan selama dua jam hingga muncul lubang-lubang kecil di permukaan adonannya.
  3. Masak gula, air, dan daun pandan dengan memakai api kecil. Aduk terus sampai air menyusut dan gula merahnya larut.
  4. Masukkan larutan gula merah dan daun pandan ke dalam adonan, lalu aduk rata.
  5. Tuang adonan tersebut ke dalam cetakan kue mangkok.
  6. Kukus sampai matang atau bagian atasnya merekah.
  7. Angkat dan diamkan beberapa saat.
Teknik pengolahan kue dengan cara lipat (adonan lembaran khas China)
  • Bakpia
Adonan pertama :
  1. Tepung terigu
  2. Minyak
Adonan kedua :
  1. Tepung terigu
  2. Air
  3. Gula
  4. Garam
Cara membuat :
  1. Buat adonan pertama dan kedua dengan cara semua bahan masing-masing adonan diuleni hingga kalis dan dapat dibentuk.
  2. Kedua adonan dibagi menjadi jumlah yang sama, yaitu setiap bagian adonan pertama dibungkus dengan setiap bagian adonan kedua.
  3. Tipiskan kedua adonan dan bentuk menjadi bulat pipih.
  4. Letakkan dalam loyang yang sudah diolesi minyak.
  5. Kemudian masukan dalam oven, masak hingga warnanya berubah menjadi kuning kecokelatan.
Macam-macam teknik pengolahan kue basah

Kue basah adalah makanan ringan yang biasanya dibuat untuk satu kali dihidangkan atau hanya untuk jangka waktu dekat. Ini disebabkan karena kue jenis ini mengandung zat cair, sehingga tidak tahan lama dan cepat bau. Kue basah dihidangkan di atas piring kue atau piring ceper bulat.

Berikut ini adalah bahan-bahan utama yang banyak dipakai untuk membuat kue basah, antara lain yaitu :

a. Tepung gandum
  1. Kue zebra
  2. Kue apel
  3. Roti kukus
  4. Kue pakis
  5. Black forest
  6. Bolu pandan
b. Tepung beras
  1. Nagasari
  2. Kue serabi
  3. Kue jongkok
  4. Kue cara bikang
  5. Kue lapis
c. Tepung beras ketan
  1. Mendut
  2. Wingko
  3. Klepon
  4. Kue bugis
  5. Lemper
  6. Kue ku
d. Kentang
  1. Kroket
  2. Pastel kentang
  3. Kue lumpur
e. Singkong
  1. Getuk lindri
  2. Pastel singkong
  3. Lalam singkong
  4. Kue gelai
f. Tepung kanji
  1. Telur gabus
  2. Kue pilus
  3. Cenil
Read More

Senin, 23 April 2018

Tata cara makan dan etika makan

Mampu menunjukkan sopan santun di depan meja makan, sebenarnya secara tidak langsung menunjukkan kualitas seseorang dalam pergaulan, intelektualitas, dan etika kesehariannya. Etika makan tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba, namun harus diperkenalkan sejak usia anak-anak dan masa remaja. Dengan kebiasaan sehari-hari yang baik dalam hal ini adalah etika makan, maka terjadi pembelajaran yang sangat baik. Apabila etika makan dibentuk secara instan, maka akan menghasilkan kualitas etika makan yang canggung dan tidak luwes. Oleh karena itu, penerapan dasar-dasar etika makan perlu ditekankan kepada anak-anak supaya kedepannya dapat mengikuti kegiatan makan sesuai aturan yang berlaku di berbagai acara, baik itu formal maupun informal.

A. Etika Makan

Kata “Etika” berasal dari bahasa Yunani kuno dengan bentuk tunggal “ethos” dan dengan bentuk jamak “ta etha”.

Ethos memiliki banyak arti seperti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan atau adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara berfikir. Sedangkan Ta etha meiliki arti adat kebiasaan.

Arti dari bentuk jamak inilah yang melatarbelakangi terbentuknya istilah etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi secara etimologis etika adalah ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000). Sedangkan kata “etika” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah :
  1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, serta tentang hak dan kewajiban moral (akhlak);
  2. Kumpulan azas-azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
  3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
K. Bertens berpendapat bahwa arti dari kata “etika” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tersebut lebih dipertajam, juga susunan atau urutannya lebih baik untuk dibalik, karena arti kata ketiga lebih mendasar daripada arti kata yang pertama. Sehingga susunannya menjadi seperti berikut :
  1. Nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya jika seseorang berbicara tentang etika orang Jawa, etika beragama dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika disini bukan etika sebagai ilmu melainkan sebagai sistem nilai yang berfungsi dalam kehidupan manusia perorangan maupun pada taraf sosial.
  2. Kumpulan azas atau nilai moral.
  3. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk.
B. Perbedaan Etiket dan Etika

K. Bertens dalam bukunya yang berjudul “Etika” (2000) memberikan empat macam perbedaan etiket dengan etika, yaitu sebagai berikut.

1. Prinsip
  • Etiket
Menyangkut tata cara suatu perbuatan yang harus dilakukan manusia. Misalnya ketika saya menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya harus melakukannya dengan menggunakan tangan kanan. Jika saya melakukannya dengan menggunakan tangan kiri, maka saya dianggap melanggar etiket.
  • Etika
Menyangkut tata cara suatu perbuatan sekaligus memberikan norma dari perbuatan itu sendiri. Misalnya dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa izin, karena mengambil barang yang bukan milik kita sendiri sama artinya dengan mencuri. “Jangan mencuri” merupakan suatu norma etika. Dalam hal ini tidak dipersoalkan apakah pencuri tersebut mencuri dengan tangan kanan atau tangan kiri.

2. Ketentuan masa pemakaian
  • Etiket
Hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak hanya seorang diri (ada orang lain di sekitar kita). Jika tidak ada orang lain atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak bisa berlaku. Misalnya saya sedang makan bersama teman satu kelas saya sambil meletakkan kaki saya di atas meja, maka saya dianggap melanggar etiket. Namun jika saya sedang makan sendirian (tidak ada orang lain), maka saya tidak bisa dianggap melanggar etiket jika saya makan dengan cara demikian.
  • Etika
Etika akan selalu berlaku di berbagai kondisi, sendiri atau bersama orang lain. Misalnya larangan untuk mencuri, membunuh, curang, dll. Atau juga suatu barang yang kita pinjam harus tetap dikembalikan meski pemilik barang tersebut sudah lupa.

3. Sifat
  • Etiket bersifat relatif
Maksudnya adalah yang dianggap tidak span dalam suatu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan yang lain. Misalnya makan dengan tangan kiri, bersendawa, atau makan bukan dengan tangan.
  • Etika bersifat absolut
Absolut berarti sesuatu hal yang tidak bisa diganggu atau ditawar-tawar lagi. Misalnya “jangan membubuh!”, “jangan mencuri!”.

4. Pandangan
  • Etiket
Memandang manusia dari segi lahiriah saja. Orang yang berpegang pada etiket bisa juga bersifat munafik. Misalnya bisa saja orang tampil sebagai “manusia berbulu ayam”, dari luar sangat sopan dan halusm namun di dalamnya penuh kebusukan.
  • Etika
Memandang manusia dari segi dalam. Orang yang etis tidak mungkin bersifat munafik, seseorang yang bersikap etis pastilah orang yang baik.

C. Etika Makan Sehari-hari

Etika makan yaitu segala aturan yang berlaku pada waktu makan. Meliputi sikap kita sebelum makan, saat kita makan, dan sesudah makan. Acara makan sehari-hari lebih banyak dilakukan di rumah yang sangat menumbuhkan kebersamaan keluarga. Tata cara makan pun berbeda-beda sesuai dengan kebiasaannya, namun aturan-aturan makan secara umum sebenarnya adalah sama. Pada umumnya orang itu makan dengan duduk mengelilingi meja makan, dimana hidangan dan alat makan sudah tertata di atas meja makan.

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam tata cara makan sehari-hari, antara lain sebagai berikut.
  1. Membiasakan makan secara bersama-sama.
  2. Memulai makan dengan tenang dan tertib.
  3. Mempersilahkan atau mengutamakan yang lebih tua.
  4. Membaca doa sebelum dan setelah makan.
  5. Hindari makanan dan minuman yang berlebihan, tercecer, atau hampir tumpah.
  6. Duduk dengan santai, sopan, dan rapi.
  7. Menempati tempat makan yang telah ditentukan.
  8. Menguyah tanpa menimbulkan suara yang keras.
  9. Makan menggunakan tangan kanan.
  10. Tidak berbicara saat makan (bercakap-cakap).
  11. Menghasbiskan makanan yang tersisa.
  12. Tenang dan tidak membuat kegaduhan.
  13. Bersihkan dan rapikan kembali tempat makan jika sudah selesai.
  14. Pastikan posisi sendok dan garpu terkelungkup di atas piring setelah selesai makan.
  15. Letakkan semua alat makan dan minum yang dipakai ke tempat cucian piring.
  16. Letakkan alat makan dengan sopan dan perlahan serta ucapkan terima kasih.
D. Pentingnya Etika Makan Sehari-hari

Tata cara makan pada waktu makan akan menunjukkan kepribadian kita. Kebiasaan makan seseorang dapat terbawa dari kebiasaannya di rumah. Oleh sebab itu, kebiasaan-kebiasaan makan yang baik perlu ditanamkan sedini mungkin.

Berikut ini adalah beberapa manfaat kegiatan makan bersama sehari-hari, antara lain sebagai berikut.
  1. Orang tua memberi contoh etika makan yang baik dan benar.
  2. Dapat saling memperhatikan satu sama lain dalam kebaikan etika makan.
  3. Menanamkan rasa percaya diri dan mengurangi rasa canggung bersama keluarga.
  4. Menumbuhkan sikap disiplin, sopan santun, dan berbudi pekerti.
E. Etika Makan Dalam Jamuan

Jamuan makan dapat diselenggarakan dengan cara duduk mengelilingi meja, duduk berkumpul di lantai (lesehan), atau dengan cara berdiri dimana tuan rumah tidak menyediakan tempat duduk. Para tamu akan bebas mengobrol dan bergerak kesana kemari sambil menikmati makanan dan minuman yang disediakan oleh para pelayan di sekitar mereka.

+ Hal yang perlu diketahui dalam jamuan makan secara resmi
  1. Jika mendapat undangan jamuan makan dalam dimana berlaku untuk dua orang, maka meraka harus datang bersama-sama ke jamuan makan dengan tepat waktu.
  2. Semua tamu dituntut untuk berdiri di belakang kursi sampai semua tamu mendapatkan tempat duduk.
  3. Serbet makan dibuka dan diletakkan di atas pangkuan, fungsinya untuk melindungi pakaian dari berbagai macam noda akibat makanan/hidangan.
  4. Hidangan disajikan bergilir, kita dapat makan jika semua tamu telah mendapatkan hidangannya.
+ Faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan
  1. Faktor pribadi.
  2. Faktor pergaulan.
  3. Faktor masyarakat.
  4. Faktor budaya.
  5. Faktor rumah dan keluarga.
+ Pentingnya etika dalam perjamuan
  1. Untuk mengetahui tata cara makan dalam acara jamuan, sehingga memberi kebebasan gerak langkah dalam mengikuti jamuan tersebut.
  2. Menjadikan seseorang lebih percaya diri terhadap apa yang dilakukan.
  3. Menjadikan seseorang lebih menikmati acara jamuan tersebut.
  4. Melatih disiplin dan menghormati orang lain.
Read More

Jumat, 20 April 2018

Bahan makanan hasil pengawetan cara diasinkan

Proses pembusukan bahan makanan tidak bisa dihindari tetapi hanya bisa dihambat. Salah satu caranya adalah menekan perkembangan mikroba-mikroba pembusuknya. Mikroba ini akan berkembang biak secara lambat jika kondisi lingkungannya tidak optimal untuk hidupnya. Setiap mikroba memerlukan media lingkungan hidup dan makanan yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Apabila kondisi lingkungan ini tidak sesuai, maka pada awalnya mikroba akan menyesuaikan diri. Namun kemampuan ini sangat terbatas, sehingga jika hal ini tetap dipertahankan maka pada akhirnya sebagian besar mikroba akan mati.

Salah satu cara untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mematikan mikroba adalah dengan penambahan garam. Cara ini biasa disebut dengan istilah penggaraman atau diasinkan. Tujuannya adalah untuk mengurangi kadar air agar mikroba terutama jenis bakteri tidak dapat berkembang biak, sekaligus untuk proses perombakan oleh enzim terhambat sehingga bahan makanan akan lebih awet dan tahan lama jika disimpan.

Berikut ini adalah beberapa macam bahan makanan dengan memanfaatkan pengawetan dengan cara diasinkan, yaitu sebagai berikut :

A. Telur Asin 1

Bahan :
  1. 10 butir telur
  2. 0,3 kg garam
  3. 1 liter air
Alat :
  1. Panci peredam
  2. Pengaduk
  3. Panci perebus
  4. Wajan
  5. Ember plastik
  6. Kain bersih
  7. Kompor
Cara membuat :
  1. Didihkan air, kemudian tuangkan ke dalam garam dan aduklah sampai larut semuanya, lalu dinginkan.
  2. Cuci telur dan masukkan ke dalam larutan garam, lalu rendam selama 7 - 10 hari.
  3. Setelah penggaraman selesai, telur siap dibongkar.
  4. Selanjutnya adalah proses perebusan untuk mendapat telur asin rebus, atau digoreng untuk mendapatkan telur asin mata sapi yang asinnya merata.
B. Telur Asin 2

Bahan :
  1. 10 butir telur
  2. 0,3 kg garam
  3. Air
  4. 1,5 liter bubuk bata
Alat :
  1. Pengaron
  2. Ember plastik
  3. Kain bersih
  4. Batang penumbuk padi
  5. Ayakan
  6. Panci perebus
  7. Kompor
  8. Baskom
  9. Stempel
Cara membuat :
  1. Siapkan bata merah yang ditumbuk dan disaring halus.
  2. Campurkan bubuk rata dan garam hingga merata dan berilah sedikit air agar adonan tidak jadi lembek.
  3. Cuci telur, lalu bungkus.
  4. Simpanlah telur yang sudah dibungkus dalam wadah atau kantong plastik untuk proses pemeraman.
  5. Setelah penggaraman dinilai cukup, telur dibongkar dari adonan bubuk bata merah dan garam.
  6. Cuci sampai bersih dan telur asin siap dikonsumsi atau diolah kembali sesuai keinginan.
Untuk memahami proses pembuatan telur asin, simaklah langkah-langkah dari bagan berikut ini :
Proses pembuatan telur asin
C. Pindang Paso

Bahan :
  1. Ikan segar
  2. Garam
Alat :
  1. Paso/kendil dari tanah
  2. Tampah
  3. Jerami
  4. Anyaman bambu
  5. Daun pisang kering atau daun bambu kering
  6. Tungku api
Cara membuat :

+ Persiapan
  1. Pilih ikan yang masih segar menurut jenis dan ukurannya.
  2. Cuci ikan dengan air bersih yang mengalir untuk menghilangkan kotoran dan lendirnya.
  3. Pemilihan garam yang sesuai untuk pembuatan pindang adalah garam ukuran kristal lembut. Hal ini bertujuan agar proses peresapannya lebih cepat dan menguangi kerusakan pada tubuh ikan.
  4. Jumlah garam untuk membuat pindang pada umumnya sekitar 20% dari berat ikan, atau bisa disesuaikan dengan selera.
  5. Selalu menjaga kebersihan alat, memperhatikan sanitasi dan sirkulasi udara.
+ Pengolahan
  1. Pertama lapisi bagian dasar paso dengan memakai anyaman bambu, atau mali padi (merang), atau daun pisang kering, ataupun daun bambu kering yang selanjutnya ditaburi garam.
  2. Kemudian ikan yang sudah dicuci bersih dibungkus dengan kertas atau daun bambu kering, lalu masukan dan atur rapi satu per satu ke dalam paso. Pembungkusan tiap ikan bertujuan agar ikan tidak lengket dan saling menempel. Selain itu agar daya tampung paso lebih banyak, penempatan ikan diatur secara selang-seling dan berlapis-lapis dimana letak kepala ikan diadukan dengan bagian ekor ikan lainnya.
  3. Taburi garam di atas lapisan pada setiap satu baris ikan yang disusun. Cara lainnya adalah dengan cara melumuri semua ikan dengan kristal garam sebelum disusun di dalam paso.
  4. Setelah semua ikan disusun, isi paso dengan air sampai penuh.
  5. Taburi kembali lapisan paling atas dengan garam, lalu rebus.
  6. Perebusan dilakukan dengan paso yang terbuka dan lama perebusan pada umumnya berkisar antara 3 - 6 jam.
  7. Selanjutnya buat lubang-lubang kecil pada bagian bawah paso untuk membuang semua air yang ada di dalamnya, tadahi air dengan ember. Air rebusan ini nantinya akan dibuat menjadi petis atau kecap ikan.
  8. Tutup kembali lubang-lubang tersebut dengan memakai kayu atau sabut kelapa.
  9. Panaskan lagi dengan api yang kecil. Tujuannya untuk melenyapkan tetes-tetes air yang tersisa sehingga ikan terlihat kering mengkilat.
Ciri-ciri ikan pindang yang sudah masak
  • Mata ikan berwarna putih susu.
  • Permukan terlihat agak retak-retak.
  • Sisik ikan merenggang.
  • Tubuh ikan menyusut sehingga sambungan kepala dari badan nampak sedikit menonjol.
  • Perut lebih pipih.
  • Aroma uap airnya terasa sedap.

+ Penyimpanan
  1. Setelah dilakukan perebusan, angkat paso dari tungku dan dinginkan selama beberapa saat.
  2. Jika sudah dingin, taburkan garam kristal dan tutup menggunakan tampah yang diikat dengan tali. Tujuannya adalah untuk menyimpan ikan pindang agar lebih awet dan tahan lama.
  3. Ikan pindang dalam paso tersebut bisa langsung dipasarkan atau disimpan di tempat yang aman.
  4. Penyimpanan harus dilakukan dengan baik agar ikan pindang tersebut bisa bertahan sampai lebih dari 1 bulan.
Read More

Teknik fermentasi kedelai, singkong, beras, dan ikan

A. Teknik fermentasi pembuatan tempe

Bahan :
  1. Kedelai putih
  2. Ragi tempe
  3. Daun atau plastik untuk membungkus
Cara membuat
  1. Pilih kedelai yang berkualitas baik, kemudian bersihkan dan rendam dalam air selama 5-10 menit.
  2. Rebus kedelai kurang lebih 30 menit hingga biji kedelai mendekati kondisi setengah matang.
  3. Rendam rebusan kedelai tersebut selama semalam.
  4. Angkat dan tiriskan kedelai. Kupas kulitnya dan kepingan biji kedelai dicuci sampai bersih.
  5. Kepingan kedelai dikukus hingga matang, lalu dinginkan dengan cara diletakkan menyebar di atas tampah.
  6. Setelah kedelai dingin, campurkan dan usap-usapkan dengan ragi.
  7. Bungkus dengan daun atau dengan plastik.
  8. Terakhir, peramkan kira-kira 2 hari maka akan tumbuh jamur atau telah menjadi tempe.
B. Teknik fermentasi pembuatan tauco

Bahan :
  1. 1 kg kedelai
  2. 200 gram tepung beras
  3. 1 gram ragi tempe
  4. 200 gram garam
Bumbu :
  1. 250 gram gula merah
  2. 25 ml air
  3. 20 gram jahe
  4. 20 gram laos
Cara membuat :
  1. Cuci sampai bersih semua kedelai, lalu rendam dalam air selama 12 - 24 jam.
  2. Masukkan kedelai dalam karung atau bakul, kemudian injak-injak hingga kulitnya terkelupas.
  3. Angkat kedelai dan cuci kembali agar kedelai terbebas dari kulit-kulitnya.
  4. Setelah itu rebus biji kedelai selama 1 - 2 jam, lalu tiriskan.
  5. Tambahkan tepung beras yang sudah disangrai, aduk sampai rata.
  6. Taburkan ragi tempe ke dalam campuran kedelai dengan tepung beras.
  7. Selanjutnya hamparkan di atas tampah setinggi 2 - 3 cm, tutup dengan lembaran daun pisang lalu letakkan di atas para-para.
  8. Tunggu proses fermentasi selama 2 - 3 hari hingga terbentuk tempe yang lebat kapangnya.
  9. Suir-suir tempe tersebut, kemudian jemur sampai benar-benar kering.
  10. Sambil menunggu, buat larutan garam yaitu campurkan 200 garam dengan air sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk hingga volume larutan menjadi 1 liter.
  11. Selanjutnya rendam suiran tempe yang sudah kering ke dalam larutan garam.
  12. Rendam selama 2 minggu maka akan menghasilkan tauco mentah.
Cara membuat bumbu tauco :
  1. Pertama iris-iris gula merah, kemudian larutkan dengan air sebanyak 25 ml.
  2. Kupas jahe dan lengkuas, kemudian memarkan dan masukkan ke dalam larutan gula tadi.
  3. Masak sampai mendidih lalu saring dengan kain bersih.
  4. Siapkan tauco mentah dan campur dengan larutan gula berbumbu.
  5. Masak sampai mendidih dan mengental atau kira-kira 3 - 4 jam.
  6. Setelah itu tambahkan 1 gram monosodium glutamat (MSG) untuk setiap 1 kg tauco.
  7. Agar lebih awet, tambahkan 1 gram natrium benzoat (NB) untuk setiap 1 kg tauco.
Baca juga :
  1. Cara-cara menghidangkan makanan untuk berbagai keperluan
  2. Cara-cara pengolahan nasi dan tumpeng
C. Teknik fermentasi pembuatan tape singkong

Bahan :
  1. Singkong
  2. Ragi tape
Cara membuat :
  1. Kupas singkong dan cuci sampai bersih, kemudian rendam beberapaa menit.
  2. Kukus singkong hingga agak masak.
  3. Angkat dan dinginkan di atas tampah.
  4. Sediakan 3 gram ragi halus untuk tiap 1 kg singkong.
  5. Taburkan ragi ke singkong secara merata.
  6. Letakkan dalam bakul, lalu tutup bakul dengan tidak terlalu rapat.
  7. Pemeraman dilakukan selama 48 jam hingga tape siap untuk dimakan.
D. Teknik fermentasi pembuatan tape beras ketan

Bahan :
  1. Beras ketan
  2. Ragi tape
Cara membuat :
  1. Cuci bersih beras ketan, rendam selama 4 - 8 jam.
  2. Kemudian kukus hingga masak, lalu dinginkan.
  3. Haluskan 3 gram ragi tape untuk setiap 1 kg beras ketan.
  4. Taburkan ragi tape yang sudah halus di atas ketan, aduk sampai rata.
  5. Setelah itu bungkus ketan dengan daun atau plastik, lalu tutup tidak terlalu rapat sehingga masih terjadi sirkulasi udara yang cukup.
  6. Peram selama kurang lebih 48 jam dan tape siap untuk dimakan.
E. Teknik fermentasi pembuatan ikan peda

Bahan :
  1. Ikan kembung
  2. Garam
Alat :
  1. Pisau
  2. Wadah plastik atau kendil
Cara membuat :
  1. Pertama, Insang dan isi perut ikan dibersihkan dan dicuci terlebih dahulu.
  2. Ikan yang telah bersih, dilumuri dengan garam sebanyak 30 - 40% (dari berat ikan) termasuk juga rongga perutnya.
  3. Ikan ditumpuk dalam wadah plastik atau kendil, tutup dengan papan yang dibebani batu. Diamkan selama 3 hari 3 malam.
  4. Kemudian angkat ikannya dan cuci dengan larutan garam 5% (5 gram air + 10 ml air) sampai bersih.
  5. Tiriskan dengan cara diangin-anginkan agar airnya menetes keluar, kering dan kesat.
  6. Selanjutnya ikan kembali disusun dan diangin-anginkan selama 5 hari.
  7. Tunggu hingga ikan berwarna cokelat dan berabu khas.
  8. Angkat dan bersihkan ikan tersebut serta diangin-anginkan kembali sampai benar-benar kering dan kesat.
Read More

Jumat, 13 April 2018

Cara-cara menghidangkan makanan dalam berbagai keperluan

Penyajian makanan memiliki peran penting dalam menjaga nafsu makan agar tetap baik. Penyajian makanan merupakan salah satu prinsip dari hygiene dan sanitasi makanan. Penyajian makanan yang kurang baik dan etis, bukan saja mengurangi selera makan seseorang namun juga dapat menjadi penyebab kontaminasi bakteri pada makanan.

Tata Hidang

Tata hidang merupakan bagian dari Food and Beverage Departement. Fungsi utama dari tata hidang adalah untuk memberikan layanan makanan dan minuman. Termasuk di dalamnya terdapat berbagai point penting seperti mengatur meja makan, alas meja makan, atau bisa disebut table set up.

Dalam konteks tata hidang juga terdapat suatu bab yang tidak kalah penting, yaitu kegiatan menutup meja. Menutup meja adalah kegiatan menata hidangan yang siap disajikan beserta peralatan makan di atas meja makan atau meja hidang dengan maksud antara lain sebagai berikut.
  1. Menambah nafsu dan selera makan.
  2. Menanamkan tata cara makan yang baik kepada keluarga, terutama anak-anak.
  3. Menambah kenyamanan dan kenikmatan dalam menyantap hidangan.
  4. Mempermudah pengambilan hidangan.
  5. Meningkatkan efisiensi kerja.
  6. Memberikan kesan indah.
Di dalam hal menutup meja, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
  1. Ruangan
  2. Perabot
  3. Lenan
  4. Perlengkapan meja
  5. Silver ware
  6. Hidangan
  7. Suasana
Pemakaian Alat Hidang yang Bersih dan Serasi

A. Kebersihan dalam menghidangkan makan

Fungsi ini dilaksanakan oleh bagian kebersihan atau pencucian alat (stewading) di tempat/lokasi pencucian yang meliputi :
  1. Pencucian peralatan hidangan.
  2. Pemeliharaan peralatan hidangan berupa penyimpanan, perbaikan, serta pengadannya.
Yang tak kalah penting dalam penyajian makanan adalah kebersihan penyaji, kebersihan tempat, juga kebersihan hidangannya. Kebersihan penyaji berarti saat menyajikan ia harus selalu rapi dan tangannya selalu dalam keadaan bersih, karena ia akan melakukan kontak langsung dengan hidangan dan menjaga makanan dari pencemaran. Makanan yang tercemar dan tidak bersih bisa jadi mengandung bahan-bahan berbahaya atau kuman yang dapat menimbulkan penyakit seperti kolera, tifoid, keracunan, hepatitis A, dan sebagainya.

Pencemaran makanan dibagi menjadi dua, yaitu disebabkan oleh kuman dan disebabkan oleh bahan asing.

» Kuman

Kuman dapat ditemukan pada bahan mentah, sisa makanan, habuk, binatang-binatang, burung, tikus, serangga, lalat, dan manusia.

Contoh penyakit :
  1. Keracunan makanan
  2. Tifoid (demam)
  3. Kolera
  4. Disentri
Pencegahan pencemaran oleh kuman ini adalah dengan cara meminimalisir kontak beberapa hal di atas dengan makanan. Misalnya dengan cara menutup makanan untuk mencegah tikus, lalat, dan serangga hinggap ke makanan.

» Bahan asing

Bahan asing yang dimaksud adalah bahan kimia, asap rokok, benda benda tajam, dan lain-lain. Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya pencemaran makanan karena bahan asing, yaitu sebagai berikut.
  1. Menggunakan bahan yang masih mentah dan mudah tercemar.
  2. Pengolahan makanan dan penyajian makanan dengan cara yang tidak bersih.
  3. Menghidangkan makanan dengan peralatan yang tidak hygiene.
  4. Penyimpanan makanan yang kurang baik.
B. Pemakaian Alat Hidang yang Serasi

Contoh alat hidang yang serasi adalah :
  1. Piring oval digunakan untuk menyajikan makanan yang asin.
  2. Piring datar digunakan untuk menyajikan jenis makanan yang manis.
  3. Mangkuk/basi tertutup digunakan untuk menyajikan sayur yang berkuah.
  4. Piring datar digunakan untuk menghidangkan lauk pepes.
  5. Piring datar dan pisau digunakan untuk menyajikan kue tart.
Namun dalam penyajian sehari-hari, bisa menggunakan taplak meja yang warnanya sesuai dengan ruang makan dan perangkat makan itu sendiri.

C. Penataan Meja di Berbagai Waktu dan Tempat

» Untuk sarapan

Peralatan yang diperlukan :
  1. Alas meja bercorak dan serasi.
  2. Vas bunga segar.
  3. Dinding dihiasi gambar bunga, buah, dsb.
  4. Piring cekung, sendok, garpu, tempat cuci tangan, dan serbet.
Cara mengatur :
  1. Alas meja dipasang rapi.
  2. Piring diletakkan di tepi meja tepat di depan setiap kursi dengan jarak dari tepi meja sekitar 2 cm dalam keadaan terbuka.
  3. Sendok dan garpu diletakkan di sebelah kanan dan kiri masing-masing piring.
  4. Pisau makan di sebelah kanan sendok atau di atas piring.
  5. Tempat cuci tangan juga diletakkan di sebelah kanan sendok makan.
  6. Gelas minum diletakkan di depan sendok atau di sebelah tempat cuci tangan.
  7. Serbet makan dilipat rapi dan diletakkan di sebelah kiri atau di atas piring.
Baca juga : Cara-cara menanak nasi secara tradisioanal dan secara khusus
» Untuk makan siang dan makan malam

Peralatan yang diperlukan :
  1. Alas meja berwarna putih.
  2. Peralatan sama dengan perlatan untuk sarapan.
Cara mengatur :
  1. Meja makan ditutup dengan taplak meja berwana.
  2. Alat makan untuk perorangan diatur di depan tiap kursi, seperti halnya pengaturan untuk sarapan.
  3. Hidangan diatur di atas meja lengkap dengan alat untuk mengambil hidangan.
  4. Buah dan bunga diletakkan di sudut meja makan.
» Tips menghidangkan makanan untuk lesehan.
  1. Ruang makan bersih.
  2. Tikar dalam keadaan bersih.
  3. Taplak di tengah tikar tempat meletakkan hidangan.
  4. Taruh serbet di atas taplak, lalu tempat wijikan diletakkan di sebelah kanan.
  5. Sayur disajikan dalam basi cekung atau basi tertutup.
  6. Lauk pauk yang serupa disusun berdekatan.
  7. Tempat nasi berada di sebelah kanan.
  8. Dekat lauk pauk disediakan garpu dan sendok untuk mengambilnya.
  9. Teko berada di sebelah kiri piring makan.
  10. Karangan bunga diletakkan di salah satu sudut tikar.
  11. Buah pisang disajikan dengan pisau berada di sampingnya.
» Pengaturan meja makan di balai-balai rendah
  1. Alas meja dibentangkan di atas balai-balai.
  2. Lauk diatur ditengah, sedangkan piring diatur berkeliling di pinggir.
  3. Boleh memakai sendok ataupun dengan tangan.
  4. Tiap orang disediakan 1 wijikan dan 1 serbet.
  5. Diberi hiasan bunga/vas bunga.
D. Tempat Hidang yang Menarik

Supaya penyajian makanan terlihat menarik, maka diperlukan perlengkapan meja seperti molton, taplak meja, dan serbet.

» Molton

Molton yaitu kain wol yang digunakan sebagai alas meja sebelum taplak dibentangkan. Kegunaannya yaitu untuk melindungi meja dari panas, sebagai perdem bunyi, serta melindungi pergelangan agar tidak terkantuk pinggiran meja.

» Taplak Meja

Syarat :
  1. Permukaan licin.
  2. Bentuk menyesuaikan bentuk meja.
  3. Bersih dan utuh.
  4. Dapat menutup sampai kaki meja (prasmanan).
Penggunaan taplak meja :
  1. Digunakan pada pengaturan makanan untuk sarapan, yaitu taplak bermotif bunga kecil/garis yang berwarna muda.
  2. Digunakan pada pengaturan makanan untuk makan siang dan makan malam, yaitu taplak meja berwarna putih.
  3. Digunakan untuk mengatur meja prasmanan.
  4. Untuk menutup meja saat acara minum teh.
Ukuran-ukuran taplak meja :
  1. Formal table cloth : ± 16 sampai 24 inchi (40 - 60 cm) melebihi tepi meja.
  2. Informal table cloth :  ± 10 sampai 14 inchi (22,5 - 35 cm) melebihi tepi meja.
  3. Place mat atau table mat panjang.
Read More