Mampu menunjukkan
sopan santun di depan meja makan, sebenarnya secara tidak langsung menunjukkan
kualitas seseorang dalam pergaulan, intelektualitas, dan etika kesehariannya.
Etika makan tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba, namun harus diperkenalkan sejak
usia anak-anak dan masa remaja. Dengan kebiasaan sehari-hari yang baik dalam
hal ini adalah etika makan, maka terjadi pembelajaran yang sangat baik. Apabila
etika makan dibentuk secara instan, maka akan menghasilkan kualitas etika makan
yang canggung dan tidak luwes. Oleh karena itu, penerapan dasar-dasar etika
makan perlu ditekankan kepada anak-anak supaya kedepannya dapat mengikuti
kegiatan makan sesuai aturan yang berlaku di berbagai acara, baik itu formal
maupun informal.
A. Etika Makan
Kata “Etika”
berasal dari bahasa Yunani kuno dengan bentuk tunggal “ethos” dan dengan bentuk
jamak “ta etha”.
Ethos memiliki
banyak arti seperti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang,
kebiasaan atau adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara berfikir.
Sedangkan Ta etha meiliki arti adat kebiasaan.
Arti dari bentuk
jamak inilah yang melatarbelakangi terbentuknya istilah etika yang oleh
Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi secara etimologis
etika adalah ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan (K.Bertens, 2000). Sedangkan kata “etika” dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah :
- Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, serta tentang hak dan kewajiban moral (akhlak);
- Kumpulan azas-azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
- Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
K. Bertens
berpendapat bahwa arti dari kata “etika” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) tersebut lebih dipertajam, juga susunan atau urutannya lebih baik untuk
dibalik, karena arti kata ketiga lebih mendasar daripada arti kata yang
pertama. Sehingga susunannya menjadi seperti berikut :
- Nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya jika seseorang berbicara tentang etika orang Jawa, etika beragama dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika disini bukan etika sebagai ilmu melainkan sebagai sistem nilai yang berfungsi dalam kehidupan manusia perorangan maupun pada taraf sosial.
- Kumpulan azas atau nilai moral.
- Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk.
B. Perbedaan
Etiket dan Etika
K. Bertens dalam
bukunya yang berjudul “Etika” (2000) memberikan empat macam perbedaan etiket
dengan etika, yaitu sebagai berikut.
1. Prinsip
- Etiket
Menyangkut tata
cara suatu perbuatan yang harus dilakukan manusia. Misalnya ketika saya
menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya harus melakukannya dengan
menggunakan tangan kanan. Jika saya melakukannya dengan menggunakan tangan
kiri, maka saya dianggap melanggar etiket.
- Etika
Menyangkut tata
cara suatu perbuatan sekaligus memberikan norma dari perbuatan itu sendiri.
Misalnya dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa izin, karena
mengambil barang yang bukan milik kita sendiri sama artinya dengan mencuri.
“Jangan mencuri” merupakan suatu norma etika. Dalam hal ini tidak dipersoalkan
apakah pencuri tersebut mencuri dengan tangan kanan atau tangan kiri.
2. Ketentuan masa
pemakaian
- Etiket
Hanya berlaku
dalam situasi dimana kita tidak hanya seorang diri (ada orang lain di sekitar
kita). Jika tidak ada orang lain atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak
bisa berlaku. Misalnya saya sedang makan bersama teman satu kelas saya sambil
meletakkan kaki saya di atas meja, maka saya dianggap melanggar etiket. Namun
jika saya sedang makan sendirian (tidak ada orang lain), maka saya tidak bisa
dianggap melanggar etiket jika saya makan dengan cara demikian.
- Etika
Etika akan selalu
berlaku di berbagai kondisi, sendiri atau bersama orang lain. Misalnya larangan
untuk mencuri, membunuh, curang, dll. Atau juga suatu barang yang kita pinjam
harus tetap dikembalikan meski pemilik barang tersebut sudah lupa.
3. Sifat
- Etiket bersifat relatif
Maksudnya adalah
yang dianggap tidak span dalam suatu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam
kebudayaan yang lain. Misalnya makan dengan tangan kiri, bersendawa, atau makan
bukan dengan tangan.
- Etika bersifat absolut
Absolut berarti
sesuatu hal yang tidak bisa diganggu atau ditawar-tawar lagi. Misalnya “jangan
membubuh!”, “jangan mencuri!”.
4. Pandangan
- Etiket
Memandang manusia
dari segi lahiriah saja. Orang yang berpegang pada etiket bisa juga bersifat
munafik. Misalnya bisa saja orang tampil sebagai “manusia berbulu ayam”, dari
luar sangat sopan dan halusm namun di dalamnya penuh kebusukan.
- Etika
Memandang manusia
dari segi dalam. Orang yang etis tidak mungkin bersifat munafik, seseorang yang
bersikap etis pastilah orang yang baik.
C. Etika Makan
Sehari-hari
Etika makan yaitu
segala aturan yang berlaku pada waktu makan. Meliputi sikap kita sebelum makan,
saat kita makan, dan sesudah makan. Acara makan sehari-hari lebih banyak
dilakukan di rumah yang sangat menumbuhkan kebersamaan keluarga. Tata cara
makan pun berbeda-beda sesuai dengan kebiasaannya, namun aturan-aturan makan
secara umum sebenarnya adalah sama. Pada umumnya orang itu makan dengan duduk
mengelilingi meja makan, dimana hidangan dan alat makan sudah tertata di atas
meja makan.
Hal-hal penting
yang harus diperhatikan dalam tata cara makan sehari-hari, antara lain sebagai
berikut.
- Membiasakan makan secara bersama-sama.
- Memulai makan dengan tenang dan tertib.
- Mempersilahkan atau mengutamakan yang lebih tua.
- Membaca doa sebelum dan setelah makan.
- Hindari makanan dan minuman yang berlebihan, tercecer, atau hampir tumpah.
- Duduk dengan santai, sopan, dan rapi.
- Menempati tempat makan yang telah ditentukan.
- Menguyah tanpa menimbulkan suara yang keras.
- Makan menggunakan tangan kanan.
- Tidak berbicara saat makan (bercakap-cakap).
- Menghasbiskan makanan yang tersisa.
- Tenang dan tidak membuat kegaduhan.
- Bersihkan dan rapikan kembali tempat makan jika sudah selesai.
- Pastikan posisi sendok dan garpu terkelungkup di atas piring setelah selesai makan.
- Letakkan semua alat makan dan minum yang dipakai ke tempat cucian piring.
- Letakkan alat makan dengan sopan dan perlahan serta ucapkan terima kasih.
D. Pentingnya
Etika Makan Sehari-hari
Tata cara makan
pada waktu makan akan menunjukkan kepribadian kita. Kebiasaan makan seseorang dapat
terbawa dari kebiasaannya di rumah. Oleh sebab itu, kebiasaan-kebiasaan makan
yang baik perlu ditanamkan sedini mungkin.
Berikut ini
adalah beberapa manfaat kegiatan makan bersama sehari-hari, antara lain sebagai
berikut.
- Orang tua memberi contoh etika makan yang baik dan benar.
- Dapat saling memperhatikan satu sama lain dalam kebaikan etika makan.
- Menanamkan rasa percaya diri dan mengurangi rasa canggung bersama keluarga.
- Menumbuhkan sikap disiplin, sopan santun, dan berbudi pekerti.
E. Etika Makan
Dalam Jamuan
Jamuan makan
dapat diselenggarakan dengan cara duduk mengelilingi meja, duduk berkumpul di
lantai (lesehan), atau dengan cara berdiri dimana tuan rumah tidak menyediakan
tempat duduk. Para tamu akan bebas mengobrol dan bergerak kesana kemari sambil
menikmati makanan dan minuman yang disediakan oleh para pelayan di sekitar
mereka.
+ Hal yang perlu
diketahui dalam jamuan makan secara resmi
- Jika mendapat undangan jamuan makan dalam dimana berlaku untuk dua orang, maka meraka harus datang bersama-sama ke jamuan makan dengan tepat waktu.
- Semua tamu dituntut untuk berdiri di belakang kursi sampai semua tamu mendapatkan tempat duduk.
- Serbet makan dibuka dan diletakkan di atas pangkuan, fungsinya untuk melindungi pakaian dari berbagai macam noda akibat makanan/hidangan.
- Hidangan disajikan bergilir, kita dapat makan jika semua tamu telah mendapatkan hidangannya.
+ Faktor yang
mempengaruhi kebiasaan makan
- Faktor pribadi.
- Faktor pergaulan.
- Faktor masyarakat.
- Faktor budaya.
- Faktor rumah dan keluarga.
+ Pentingnya
etika dalam perjamuan
- Untuk mengetahui tata cara makan dalam acara jamuan, sehingga memberi kebebasan gerak langkah dalam mengikuti jamuan tersebut.
- Menjadikan seseorang lebih percaya diri terhadap apa yang dilakukan.
- Menjadikan seseorang lebih menikmati acara jamuan tersebut.
- Melatih disiplin dan menghormati orang lain.
EmoticonEmoticon