Senin, 05 Februari 2018

Tuberkolosisis (TBC) - Mengetahui Gejala, Kebutuhan Gizi, dan Pengobatannya


Banyak orang beranggapan bahwa batuk karena TBC umumnya sama dengan batuk biasa, namun nyatanya tidak. Hal ini bisa kita amati dari kondisi batuk itu sendiri yang biasanya batuk karena TBC nampak lebih akut dan berat. Pengobatan TBC lebih dikhususkan ke bagian organ dalam manusia, sebab ia sering menjangkit organ paru-paru yang otomatis akan menganggu pernafasan penderita TBC. Untuk selengkapnya kita akan mengkaji beberapa informasi berikut ini.

Apa itu penyakit Tubercolosis (TBC)?

TBC atau Tubercolosis merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. TBC sering menyerang organ paru-paru manusia, dan lambat laun biasanya akan menjalar ke organ-organ lainnya seperti tulang, sistem saraf pusat dan jantung. Dalam beberapa waktu, basil TBC pada tubuh menunggu saat kekebalan tubuh itu sedang melemah, dan masing-masing tubuh punya waktu penyebaran yang berbeda. Disaat waktu yang tepat, basil TBC akan aktif dan melakukan perkembangan di dalam tubuh dan bisa memicu penyakit lainnya.

TBC sangat mudah menyebar yaitu dengan melewati aliran udara, jadi penggunaan masker pada pendertia TBC sangat dibenarkan agar tidak menjangkiti orang lain.

Mengapa penyebaran basil TBC sangatlah mudah?
  1. Sangat minimnya sarana fentilasi di rumah.
  2. Gaya hidup kurang bersih.
  3. Lingkungan kumuh dan berasap (banyak polusi).
  4. Banyaknya limbah yang tidak sehat dan menimbulkan bau menyengat.
  5. Asap rokok baik aktif maupun pasif.
  6. Kurang gerak (dikhususkan olahraga terkait kebugaran dan pernafasan).
  7. Sering berkomunikasi dengan penderita TBC secara langsung.
Berkembangnya basil TBC sangat dipengaruhi sistem imun si penderita. Semakin rendahnya sistem imunnya maka akan semakin cepat pula penyebarannya dalam tubuh. Dan lebih mengerikannya lagi, TBC menjadi salah satu dari 10 penyakit yang paling mematikan di dunia setelah kanker dan stroke. Oleh karena itu, diagnosa awal sangat perlu diketahui sejak dini agar penderita segera mendapatkan penanganan dan pengobatan TBC dengan tepat.

Siapa saja yang bisa terjangkit?
  1. Pengidap HIV dan pengidap diabetes melitus (kencing manis).
  2. Sering melakukan interaksi secara langsung dengan penderita.
  3. Pengguna alkohol dan obat-obatan terlarang.
  4. Bisa siapa saja yang tinggal di lingkungan yang kurang sehat.
Apa saja gejala-gejala dari TBC?
  1. Batuk lebih dari dua minggu.
  2. Jika sudah kronis, akan batuk yang dikeluarkan mengandung darah.
  3. Mengalami sesak dan nyeri pada bagian dada.
  4. Demam atau meriang dalam kurun waktu sebulan.
  5. Menghilangnya nafsu makan
  6. Berkeringat pada malam hari meski tidak melakukan aktivitas.
  7. Nyeri pada dada.
  8. Berat badan menurun.
  9. Kondisi tubuh lemah dan sering letih.
  10. Gatal-gatal dan kulit kemerah-merahan.
Gejala penderita TBC lainnya yang sangat menonjol adalah ditandai dengan batuk-batuk selama 2 minggu berturut-turut. Ini menandakan bahwa seseorang harus segera dibawa ke dokter atau rumah sakit agar tertangani segera alias positif terkena TBC. Selanjutnya pasien akan diberikan bebrapa tahapan diagnosis, itu berupa tes darah, tes dahak, rontgen dada, dan Mantoux test.

Penyakit TBC bahkan bisa menjangkiti anak-anak, terlebih dengan kondisi kekebalan yang rendah. Tapi tidak perlu cemas, kita bisa lakukan pencegahan dini anak-anak dari TBC dengan tiga cara, yaitu mengawasi jenis makanan yang dikonsumsi, peninjauan berat badan, dan pemeriksaan terpadu.

Bagaimana pola makanan sehat untuk penderita TBC?

Salah satu gejala TBC adalah mengenai nafsu makan dan turunnya berat badan. Nafsu makan bisa diperbaiki dengan memvariasikan penggabungan makanan sehat dan sesuai dengan selera penderita. Sedangkan untuk memperbaiki berat badan akibat TBC perlu adanya pengutamaan zat-zat makanan sebagai berikut :
  1. Vitamin A       : Tomat, wortel, susu, dan ikan
  2. Vitamin B       : Ikan, daging, kacang-kacangan, dan telur
  3. Vitamin B12   : Telur, daging, dan susu
  4. Vitamin C       : Jeruk, Lemon, dan paprika
  5. Seng               : Hati, kepiting, udang, kerang, dan sarden
  6. Kalsium          : Susu, teri, udang, dan bayam
  7. Kalium            : Daun papaya, susu, dan kapri
  8. Magnesium    : Daging
  9. Fosfor             : Bayam merah, beras merah
  10. Ferum             : Kacang hijau, tempe, dan telur
Apa saja pantangan dan tips pencegahannya?
Selain macam-macam makanan sehat di atas, adapun beberapa catatan penting dalam pemenuhan gizi seimbang serta hal-hal penting lainnya dalam mempercepat penyembuhan TBC, antara lain :
  1. Kurangi dan hindari makanan jajanan atau camilan sewaktu menjelang waktu makan utama.
  2. Tidak mengonsumsi buah yang asam dan menimbulkan gas, yaitu kedondong, nanas, durian, dan nangka.
  3. Tidak mengonsumsi buah yang terlalu bergetah seperti duku, rambutan, anggur, dan kelengkeng.
  4. Kurangi makan makanan siap saji dan gorengan (berminyak).
  5. Tidak ada pantangan khusus bagi penderita TBC terhadap makanan kecuali penyakit lain (kencing manis, asam urat, penyakit hati, dan lain-lain). Pada kondisi ini, segera konsultasikan pada ahli gizi.
  6. Pada Ibu penderita TBC, ASI tetap diberikan kepada si bayi dengan syarat ibu harus memakai masker untuk pengantisipasian.
  7. Bagi penderita untuk tidak meludah di sembarang tempat.
  8. Melakukan penjemuran tempat tidur, sarung bantal, sprei, dan benda-benda yang sering dipakai penderita untuk menghilangkan bakteri.
  9. Kurangi pengonsumsian gula halus dan olahannya seperti puding, kue dan sereal.
  10. Kurangi saus yang mengandung natrium dan gula.
Bagaimana cara pengobatannya

Memang betul mencegah akan lebih baik dari mengobati, tapi juga tidak bisa dipungkiri bahwa penyakit bisa datang kapan saja dan dimana saja. Berikut beberapa proses pengobatan TBC sesuai dengan prosedur kesehatan.

Yang pertama adalah pemberian vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin) yang diberikan kepada bayi berusia 2 bulan sebagai imunisasi dasar. Ini berarti peran orang tua sangat ditekankan demi kesehatan buah hatinya.

Yang kedua adalah dengan pemberian anti biotik untuk proses pemulihan tubuh dari TBC, antara lain :
  1. Isoniazid
  2. Pyrazinamide
  3. Rifampicin
  4. Ethanol
Semua obat pasti ada efek sampingnya, jadi beberapa obat diatas punya efek samping seperti  perut mual dan muntah-muntah, turunnya nafsu makan dan timbul ruam pada kulit.

Namun sejatinya dokter akan tetap menganjurkan pengomsumsian obat antibiotik  sedikitnya 2 minggu sekali dalam kurun waktu yang telah ditentukan oleh dokter. Biasanya ketentuan pengomsumsiannya akan melebihi waktu penyembuhan, ini bertujuan untuk mencegah menurunnya kembali kondisi tubuh penderita sekaligus meningkatkan proteksi kekebalan agar basil TBC tidak akan kembali lagi.

Adakah ramuan tradisional untuk mengobatinya?

Bagi anda yang was-was dengan efek samping dari penggunaan produk obat anti biotik, maka obat tradisional-lah bisa menyelesaikan masalah anda. Dilansir dari berbagai sumber, kami temukan beberapa ramuan khusus untuk TBC, diantaranya adalah :

# Ramuan daun legundi (3 kali sehari)
  1. Rebus 3 gelas air bersih.
  2. Masukan 4 kepal daun legundi.
  3. Saring dan dinginkan sebelum dikonsumsi.
# Getah bambu
  1. Siapkan bambu tali yang tidak terlalu tua, lalu potong pucuknya.
  2. Kemudian bungkus rapat dan letakan di tempat yang tidak terlalu lembab, lalu biarkan selama semalam.
  3. Konsumsii 3 kali sehari.
# Kembang sepatu
  1. Bersihkan 2-3 tangkai bunga sepatu, lalu gerus hingga halus.
  2. Tuangkan ½ gelas air minum.
  3. Peras dan saring, kemudian minum sebanyak 3 kali sehari.


EmoticonEmoticon