Rabu, 28 Februari 2018

Sejarah dan Cerita Serat Tripama Dhandhanggula

A. Sejarah Serat Tripama

Serat tripama merupakan sebuah karya sastra dalam kebudayaan Jawa yang berwujud tembang macapat dhandanggula yang berjumlah tujuh bait. Serat tripama muncul pertama kali pada zaman Mangkunegaran, yaitu diciptakan oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV (KGPAA Mangkunegara IV) di Surakarta.Serat tripama ini diterbitkan pertama kali dalam kumpulan ciptaan Mangkunegara IV, jilid III (tahun 1927).

Serat tripama antara lain berisi tentang bab-bab tentang kepahlawanan, lebih tepatnya keprajuritan. Nah, serat tripama ini menjelaskan bab tersebut dengan mengambil tiga kisah dari tokoh dalam cerita pewayangan, yaitu Patih Suwanda, Kumbakarna, dan Basukarna. Serat tripama itu sendiri ditulis sekitar tahun 1860 dan dijadikan panutan serta sumber inspirasi yang dapat diambil sebagai suri tauladan, hal ini tidak hanya berlaku untuk prajurit saja, namun juga untuk para pemimpin dan masyarakat saat ini agar dapat melaksanakan tugas masing-masing dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

B. Cerita Serat Tripama

Serat tripama (tiga suri tauladhan) menurut KGPAA Mangkunegara IV (1809-1881) di Surakarta, ditulis dalam bentuk tembang dhandhanggula jumlahnya ada tujuh bait dan menceritakan Patih Suwanda (Bambang Sumantri), Kumbakarna, dan Suryaputra (Adipati Karna). Alasan memilih ketiga tokoh diatas adalah mereka mempunyai sifat yang baik dan ksatria serta berjiwa nasional dan patriotisme terhadap tanah kelahiran mereka masing-masing. Pada umumnya serat tripama ini berwujud nasihat/pepatah mengenai nilai-nilai teladan yang baik dari ketiga tokoh tersebut.
Bambang Sumantri 
Bambang Sumantri adalah patih (pengawal setia) dari Prabu Harjunasasrabahu dari Kerajaan Maespati yang dijuluki sebagai Patih Suwanda. Patih Suwanda merupakan orang yang sangat dipercaya karena pemberani dan sakti mandraguna, selain itu ia juga sangat setia kepada Prabu Maespati walaupun pada akhirnya mati pada saat perang tanding melawan Dasamuka.
Kumbakarna 
Di dalam cerita pewayangan Rama dan Shinta, Kumbakarna adalah adik dari Prabu Dasamuka atau Rahwana yang merupakan Raja Alengka. Kumbakarna memiliki wujud raksasa/buta, namun ia tidak pernah mau/setuju untuk membenarkan tindakan Prabu Dasamuka yang menculik Dewi Shinta. Namun disisi ia tidak cocok dengan kakaknya, ia masih tetap membela Tanah Airnya, yaitu terbukti disaat Kerajaan Alengka diserang oleh musuh. Kumbakarna sanggup mengorbankan nyawanya demi tanah airnya, meski ia sangat benci dengan perbuatan kakaknya yang tidak baik. Kumbakarna semata-mata melindungi tanah kelahirannya bukan untuk membela dari hasil perbuatan kakaknya yang jahat itu (Rahwana).
Adipati Karna
Adipati Karna adalah salah satu tokoh dalam cerita pewayangan Mahabharata. Ia sebenarnya adalah kakak tertua dari 5 Pandawa yang berperan sebagai tokoh protagonis. Namun karena tidak adanya ketahuan tentang siapa dirinya yang sebenarnya, ia malah memihak musuh dari Pandawa, yaitu Kurawa, terutama untuk membalas budi atas segala apa yang diberikan oleh Prabu Duryudhana. Meski pada akhirnya ia mengetahui siapa dia sebenarnya, Karna masih tetap memihak kepada Prabu Duryudhana karena ia sudah berjanji untuk melindungi Duryudhana, sekaligus menjunjung tinggi arti persahabatan dan kesetiannya kepada orang yang sudah membantu hidup dan penghidupan yang layak.
Serat tipama dhandhanggula tersusun dari 7 bait. Bait pertama dan kedua menceritakan kisah Patih Suwanda, bait ketiga dan keempat menceritakan kisah Kumbakarna, kemudian bait kelima dan keenam menceritakan kisah Adipati Karna, serta memiliki kesimpulan dan penutup pada bait ketujuh.


Bait
Syair Tembang Dhandhanggula
Arti Tembang Dhandhanggula
I
Yogyanira kang para prajurit
Lamun bisa samya anulada
Kadya nguni caritane
Andelira sang Prabu
Sasrabau ing Maespati
Aran Patih Suwanda
Lalabuhaniipun
Kang hinelung triprakara
Guna kaya purunne kang dinantepi
Nuhoni trah utama
Seyogyanya para prajurit
Jika semuanya dapat meniru
Seperti masa dahulu
Tentang andalan sang Prabu
Sasrabau di Maespati
Bernama Patih Suwanda
Jasa-jasanya
Yang dipadukan dalam tiga hal
Pandai mampu dan berani (itulah) yang ditekuninya
Menepati sifat keturunan orang utama
II
Lire lalabuhan tri parkawis
Guna bisa saniskareng karya
Binudi dadi unggule
Kaya sayektenipun
Duk bantu prang Manggada Nagri
Amboyong Putri Dhomas
Katur ratunipun
Purunne sampun tetela
Aprang tandhing lan ditya Ngalengka aji
Suwanda mati ngrana
Arti jasa bakti 3 macam itu
Pandai didalam segala pekerjaan
Diusahakan memenangkannya
Seperti kenyataannya
Saat membantu perang Manggada
Memboyong 800 orang puteri
Dipersembahkan kepada rajanya
Tentang keberanian sudah jelas
Perang tanding melawan Raja Raksasa Ngalengka
Patih Suwanda mati dalam perang
III
Wonten malih tuladhan prayogi
Satriya gung Nagari Ngalengka
Sang Kumbakarna namane
Tur iku warna diyu
Suprandene nggayuh utami
Duk awit prang Ngalengka
Dennya darbe atur
Mring raka amrih raharja
Dasamuka tan keguh ing atur yekti
De mung mungsuh wanara
Ada lagi teladan baik
Satria Agung Ngalengka
Sang Kumbakarna namanya
Padahal ia adalah raksasa
Namun berusaha meraih keutamaan
Sejak perang Ngalengka
Ia mengajukan pendapat
Kepada kakaknya agar selamat
Dasamuka tak tergoyahkan oleh teguran baik
Karena hanya melawan kera
IV
Kumbakarna kinen mangsah prajurit
Mring kang rak sira tan lenggana
Nggluguhi kesatriyane
Ing tekad datan purun
Amung cipta labih nagari.
Lan nolih yayahrena
Myang luluhuripun
Wus mukti aneng Ngalengka
Mangke arsa rinusak ing bala kali
Punagi mati ngrana
Kumbakarna diperintah maju perang
Oleh kakaknya dan tidak menolak
Menepati hakekat kesatriaannya
Dalam tekadnya ia tidak mau
Hanya untuk membela negara
Dan mengangkat ayah ibunya
Dan leluhurnya
Hidup bahagia di Ngalengka
Sekarang akan dirusak oleh kera
Kumbakarna berumpah mati dalam perang
V
Wonten malih kinarya palupi
Suryaputra Narpati Ngawangga
Lan Pandhawa tur kadange
Len yayah tunggil ibu
Suwita mring Sri Kurupati
Aneng Nagari Ngastina
Kinarya gul-agul
Manggala golonganing prang
Bratayuda ing adegkan senapati
Ngalaga ing Korawa
Baik pula untuk teladan
Suryaputera Raja Ngawangga
Pandawa adalah saudaranya
Lain ayah tunggal ibu
Mengabdi kepada Sri Kurupati
Di Negara Ngastina
Dijadikan andalan
Panglima perang baratayudha
Ia diangkat menjadi senapati
Perang di pihak Korawa
VI
Minungsuhken kadange pribadi
Aprang tandhing lan sang Danajaya
Sri Karna suka manahe
Dene sira pikantuk
Marga dennya arsa melas asih
Ira sang Duryudhana
Marmanta Kalangkung
Dennya ngetog kasudiran
Aprang rame Karna mati jinemparing
Sembaga wirotama
Dihadapkan pada saudara sendiri
Perang tandhing melawan Danajaya
Sri Karna suka hatinya
Karena ia memperoleh
Jalan untuk membalas cinta kasih
Sang Duryudhana
Maka ia dengan sangat
Mencurahkan segala keberaniannya
Perang ramai Karna mati terpanah
Akhirnya mashur sebagai perwira utama
VII
Katri magka sudarsaning Jawi
Pantes lamun sagung pra prawira
Amirita sakadare
Ing lalabuhanipun
Aja kongsi mbuwang palupi
Manawa tibeng nistha
Ing esthinipun
Sanadyan tekading buta
Tan prabeda budi papnduming dumadi
Marsudi ing kotaman
Ketiganya sebagai teladan orang Jawa
Sepantasnyalah semua para perwira
Mengambil teladan seperlunya
Mengenai jasa-bakti-nya
Jangan sampai membuang teladan
Kalau-kalu jatuh hina
Rendah cita-citanya
Meskipun tekad raksasa
Berbeda usaha menurut takdirnya sebagai makhluk
Berusaha meraih keutamaan

1). Bait Pertama dan Kedua

Bait pertama dan kedua mengisahkan Bambang sumantri yang dijuluki Patih Suwanda. Patih Suwanda merupakan patih dari Raja Maespati yaitu Arjuna Sasrabahu. Ia adalah seorang teladan yang sangat setia dan teguh dalam melaksanakan kewajiban yang diperintahkan kepadanya untuk membawa Putri Citrangada dan 800 orang pengiring.

Dari syair tersebut, kita dapat menyimpulkan tiga sifat keprajuritan Patih Suwanda, antara lain yaitu :
  1. Guna : ahli, pandai dan terampil dan mengabdi kepada Bangsa dan negara.
  2. Kaya : waktu Patih Suwanda diutus oleh Raja Arjuna Sasrabahu, ia pulang dengan membawa hasil rampasan perang. Hasil rampasan tersebut tidak digunakan untuk keperluan pribadi, namun untuk kesejahteraan Bangsa dan Negara Maespati.
  3. Purun : pemberani, Patih Suwanda selalu berani dalam setiap hal dan pertarungan.
2). Bait Ketiga dan Keempat

Bait ketiga dan keempat mengisahkan salah satu raksasa bernama Kumbakarna yang merupakan adik dari Raja Alengka yaitu Dasamuka (Rahwana). Kumbakarna merupakan sosok raksasa yang mempunyai watak kstria dan setia kepada negaranya. Hal ini bertentangan dengan sifat kakaknya yang angkuh dan semena-mena.

Disaat Alengka diserang oleh tentara kera, Kumbakarna maju perang dengan gigihnya bukan untuk membela kakaknya yang salah karena telah menculik Dewi Shinta, akan tetapi sebagai seorang ksatria yang sanggup mengorbankan jiwa dan raga untuk tanah kelahirannya, sekaligus warisan dari para leluhur. Banyaknya pasukan kera akhirnya membuat Kumbakarna guguur dalam medan pertempuran.

3). Bait Kelima dan Keenam

Bait kelima dan keenam mengisahkan Raja Suryaputera atau Raja Karna dari Angga. Karna dikenal tidak terlalu berbakti pada mertuanya Prabu Salya, apalagi saat Ibu kandungnya, Dewi Kunthi meminta dirinya untuk kembali ke Pandawa, membantu adik-adiknya dalam perang Baratayudha. Saat itu Karna menolak karena telah terikat janji untuk selalu membela musuh Pandawa, yaitu Kurawa. Alasannya karena Duryudhana telah mengangkat derajatnya dari seorang anak kusir menjadi Raja di Angga. Sehingga kesetiannya akan terus ia perjuangkan selama ia masih hidup dan bernafas.

4). Bait Ketujuh


Bait ketujuh menjelaskan bahwa ketiga tokoh tersebut pantas dicontoh, yang perlu dicontoh adalah sifat berbakti dan sifat teladannya untuk memunculkan watak utama dan mulia.

5). Makna Folosofi Serat Tripama


  1. Serat tripama berisi konsep bela negara secara terperinci dalam syairnya.
  2. Ajaran tentang bab kecintaan membela bangsa dan negara.
  3. Kepentingan bangsa dan negara harus diutamakan diatas kepentingan pribadi.
Read More

Pengertian, Ciri-ciri, lan Unsur Cerkak


Cerkak utawa Cerita Cekak ing bahasa Indonesia dikenal kanthi Cerpen utawa Cerita Pendek yakuwe salah satu karya sastra kang asring dipunpanggihi wonten ing kalawarti utawa ariwarti. Cerita cekak utawa cerita pendek ing Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yakuwe pitutur ingkang magepokan kaliyan dumadosing bab. Cerkak nduwe pathokan kirang saking 10.000 tembung (kata) lan nyeritakaken cerita marang salah sijine paraga ing situasi lan kondisi tartamtu.

Miturut Susanto wonten Tarigan (1984:76) njelasaken cerkak kuwe cerita ingkang panjangipun sekitar 5.000 kata, utawa sekitar 17 lembar kertas kuarto spasi rangkep.
Banjur miturut Sumarjo lan Saini (997:37) njelasaken bahwa cerkak yakuwe cerita cekak sing isine mboten bener-bener kedadeyan persis kaliyan isine (utawa cerita fiktif), tapi biasane tema ing cerita kuwe dumadi ana, ing pundi mawon, lan ugi kapan kemawon.

Cerkak ugi saged didefinisikaken cerita kang diwaca sakjagongan, yakuwe mboten mbetahaken wekdal ingkang dangu, inggih punika cerkak kuwe cerita sing entheng lan mboten njlimet, saengga mboten migatosaken pikiranipun pamaos.

Ciri-ciri cerkak miturut Sumarjo lan Saini :
  1. Sifate rekaan saking penulis (fiksi).
  2. Naratif
  3. Nggadhahi sifat tunggal.
Dene ciri-ciri cerkak miturut Morris ing Tarigan inggih menika :
  1. Ciri utawa yakuwe cekak, padhu, lan intensif.
  2. Nduweni unsur tokoh, gerak, lan adhegan (character, action, lan scene).
  3. Bahasa ing cerkak kudu tajem, segesif, lan narik kawigaten.
Nah miturut pendapat-pendapat ing nduwur, saged disimpulaken ciri-ciri cerkak yakuwe :
  1. Nggadahi sifat cekak, padet, lan lewih ringkes tinimbang novel.
  2. Dibentuk saking tembung kang jumlahe kirang saking 10.000.
  3. Sumber ceritanipun saking padintenan, masalah umum, lan ditambah rekaan penulis.
  4. Mboten nelakaken urutan peristiwanipun kanthi rinci sanget, naming nelakaken sakedhik utawa intine mawon.
  5. Tembung kang digunakake dipilih lumrah manut bahasa padintenan (sehari-hari).
  6. Nggadhahi alur tunggal. (maju, mundur, utawa campuran).
Cerkak saged dipunpendhet saking pengalaman pribadi penulis ingkang kasunyatan lan kedadeyan, namung ugi saged direka-reka utawa ditulis manut apa sing dipengini penulis. Ing sajroning cerkak ugi nduwe inti patuladhan utawa pesan moral kang akeh kaitane kaliyan babagan padintenan, namung ugi nggadhahi sifat-sifat buruk kang kudu diematna kanthi bener-bener. Upaminipun wonten paraga protagonist kang nduwe sifat-sifat apik, lah sifat-sifat kuwe saged kangge patuladhan. Uga wonten paraga antagonis kang nduwe sifat-sifat awon (buruk), nah kuwe saged dipunpesthekaken mesti bakal ngrasakna cilaka.

Unsur Intrinsik
  1. Tokoh lan penokohan, yakuwe tiyang-tiyang kang dados paraga utawa lelakonipun cerita. Ing  sajroning cerita mesthi ana tokoh sentries (tokoh utama) lan tokoh bawahan (tokoh pendukung).
  2. Latar utawa setting, yakuwe nggambaraken papan panggenan, wektu, lan latar suasana ing sajoring cerita.
  3. Sudut pandang utawa panganggit ing ndalem mbektakaken cariyosipun.
  4. Alur utawa plot cerita, yakuwe kedadeyan-kedadeyan ing cerita kanthi sambung sinambung wiwit ngarep nganthi pungkasaning cerita. Alur kaperang dadi 3, yakuwe alur maju, mundur, lan campuran.
  5. Makna/maksud/pesan/amanat, yakuwe simpulan pamaos ngengingi cerita ingkang nembe mawon dipunwaos.
Unsur Ekstrisik
  1. Nilai-nilai ing cerita (agama, budaya, politik, sosial, lan ekonomi).
  2. Asal-muasalipun penulis utawi biografinipun penulis.
  3. Kondisi sosial pas cerkak kasebut dipuntulis.
Read More

Sabtu, 24 Februari 2018

Teks eksposisi Bahasa Jawa pengertian, topik, jenis-jenis, dan langkah-langkahnya

Karangan eksposisi miturut Aceng Hasani (2005 : 30) yakuwe minangka tulisan kang asring dipigunakake kanggo nulisake panemu ngilmiah lan ora mbudidaya mikut panemune pamaos. Ing karangan eksposisi, pamaos ora dipeksa kanggo nampa lan ngugemi panemune penulis/panganggit. Pamaos bisa nolak lan bisa nampa apa kang dikandhahake penulis.

Karangan eksposisi minangka karangan kang nduweni ancas kanggo menehi informasi karo babagan apa bae saengga miyarake panemune pamaos. Karangan eksposis nduweni sifat ngilmiah/non fiksi. Sumber karangan bisa pikoleh saka kasile pengamatan, panaliten, uga pengalaman. Paragraf ing eksposisi ora tansah kaperang ing bageyan-bageyan pambuka, pengembangan lan panutup. Bab minangka kuwi gumantung sekang sipating karangan lan ancas/tujuan kang bakal ginayuh.

Poin kang wigati ing karangan eksposisi :

A. Topik-topik ing karangan eksposisi
  1. Data faktual, tegese bener-bener kedadeyan, ana lan bisa asipat historis magepokan karo kepriwe carane sawijining alat makarya lan kanggo gawe, kepriwe sawijining prastawa bisa kedadeyan lan sapanunggalane.
  2. Sawijining analisis utawa penafsiran objektif marang sawijining fakta.
  3. Fakta kang magepokan karo sawijining pawongan kang nduweni keyakinan kang teguh.
B. Tuladha urutan analisis paragraph eksposisi
  1. Urutan kronologis/proses. Biasane nulisake proses sawijining kang urutaning panggaweyan utawa kedadeyan (dumadining prastawa).
  2. Urutan fungsional.
  3. Urutan sebab akibat.
  4. Analisis perbandingan.
C. Langkah-langkah nulis karangan eksposisi
  1. Nemtokake tema.
  2. Nemtokake tujuan/ancas karangan.
  3. Milih data sing cocok karo tema.
  4. Nggawe kerangka karangan.
  5. Ngembangna kerangka dadi karangan kang utuh.
D. Langkah-langkah nggawe paragraf

Pola ngembangkake paragraf eksposisi bisa paragraf maneka warna, watara liya ana pola pengembangan paragraf proses kuwe ngemot wangsulan sekang pitakonan kepriwe makaryane, kepriwe carane makaryane (nggawe bab sing kaya minangka kuwe) kepriwe barang bisa kasusun, kepriwe bab kang mangkana bisa dumadi.

Baca juga :
  1. Pangerten, paugeran, lan pathokan pranatacara
  2. Budaya gugon tuhon dalam kebudayaan masyarakat jawa
Ana uga paragraf definisi, paragraf perbandingan, paragraf klasifikasi, lan paragraf ilustrasi (contoh utawa tuladha).
Ing ngisor kiye cara penulisane :
  1. Panulis kudu mangerteni peprincine kanthi sekabehane.
  2. Mbagi lan milah perincine sekang tahap-tahap kedadeyane.
E. Ciri-ciri paragraf eksposisi
  1. Ngemot ide utawa gagasan lan panemune panulis ngenani masalah tartamtu nanging tetep objektif.
  2. Nduweni ancas nambah pengetahuan pamaca tanpa nduweni teges mikut.
F. Jenis-jenis paragraf eksposisi
  1. Paragraf eksposisi definisi.
  2. Paragraf eksposisi proses.
  3. Paragraf eksposisi ilustrasi.
  4. Paragraf eksposisi klasifikasi/pengelompokan.
  5. Paragraf eksposisi perbandingan/pertentangan.
  6. Paragraf eksposisi laporan.
Read More

Materi purwakanthi, parikan, dan wangsalan - Materi Bahasa Jawa

Kawruh Kagunan Basa
A. Purwakanti basa
Purwakanthi yakuwe aksara, utawa swara sing padha ing sajroning ukara.
Contoh :
a. Purwakanthi guru swara
  1. Aja dumeh menang banjur sewenang-wenang.
  2. Ana awan ana pangana.
  3. Ana dina ana upa.
  4. Ati karep bandha cupet.
  5. Bareng wis makmur lali marang sedulur.
  6. Becik ketitik ala ketara.
  7. Gelem obah mesthi mamah.
  8. Inggih ora kepanggih.
  9. Ora cepet ora ngliwet.
  10. Ora ngedan ora keduman.
  11. Thenguk-thenguk nemu kethuk.
  12. Tiwas sayah ora paedah.
  13. Wong bungah sok nemu susah.
  14. Ana bungah ana susah niku wis lumrah.
  15. Witing tresna jalaran saka kulina.
b. Purwakanthi guru sastra
  1. Bobot bibit bebet.
  2. Katula tula katali.
  3. Janji jujur jan-jane mesthi makmur.
  4. Laras lurus leres laris.
  5. Tata titi tatas titis.
  6. Kala kula kelas kalih kalung kula kolang-kaling.
  7. Sing sapa salah bakal saleh.
  8. Sing sapa goroh growah.
  9. Sluman-slumun slamet.
  10. Eling-eling emut.
  11. Tata titi tentrem.
  12. Sing weweh bakal wuwuh.
  13. Makuta makuti makuten.
  14. Tatag teteg bakal tutug.
c. Purwakanthi lumaksita/lampah
  1. Asung nekti, bektine marang Gusti.
  2. Bayem ardha, ardhane ngrasuk busana.
  3. Lungguh dhingklik, dhingklike wong cilik-cilik.
  4. Mangan ati, atine sing kelara-lara.
  5. Raja putra, pitra daleme ngastina.
  6. Rujak degan, degane krambil ijo.
  7. Witing tresno, tresnone mung sawetara.
  8. Rujak dhondhong, rujake lewihane kalong.
  9. Remuk rempu, rempu dadi awu. 

B. Parikan
Parikan kang diarani pantun ing Bahasa Indonesia kuwe pusi lawas kang disusun rong kalimat lan nduweni purwakanthi (sajak) a-b-a-b. Kalimat pertama kanggo narik kawigaten utawa sampiran, kalimat kapindho minangka isi.
Kang diarani parikan yaiku unen-unen mawa pathokan telung werna yaiku :
  1. Dibentuk saking rong ukara kang nganggo purwakanthi swara a-b-a-b.
  2. Setaip ukarane kedadeyan saking rong gatra.
  3. Ukara pertama mung minangka purwaka (sampiran), dene isi utawa wose ana ing ukara kapindho.
Manut cacahe/wandane, parikan saged dibagi dadi telu, yaiku :
a. Parikan yang terdiri dari (4 wanda + 4 wanda) x 2
Contoh :
Iwak bandheng durung wayu - Bocah ngganteng sugih ngelmu 
Tuku manggis karo kowe - Aku nangis merga kowe
Wedang bubuk gula jawa - Yen kepethuk atine lega
Tuku pit entuk emas - Rambut dijepit kudu kramas
Ngasah peso nganti landhep - Wong deso kudu sregep
Kupu-kupu ngisep nectar - Bocah ayu kudu sabar
Ngunjuk klapa karo susu - Menang rupa ojo nesu
b. Parikan yang terdiri dari (4 wanda + 8 wanda) x 2
Contoh :
Kembang adas, sumebar ing tengah alas - Tuwas tiwas, nglabuhi wong ora waras
Manuk kutut, angger moni rada banter - Yen ra nurut, uripe bisa keblinger
Kembang kencur, ganda sadhep sandhing sumur - Kudu jujur, yen kowe kepengin makmur
Kembang menur, den sebar den awur-awur - Bareng makmur, lali mrang sanak sedulur
Tuku ragi, tukune nang pasar wage - Ati-ati, mbok ngasi ilang pacare 
c. Parikan yang terdiri dari (8 wanda + 8 wanda) x 2
Contoh :
Enting-enting permen jawa, sebungkus dipangan lima - Ngemutake para siswa, kudu sregep nggomong basa
Sega kuning lawuh empal, segane sunatan anyar - Dadi bocah aja nakal, kudu duwe ati sabar
Jangan kangkung jangan terong, kaduk gula kurang uyah - Saling ngurmati sama wong, Yen uripmu bisa bungah

C. Wangsalan

Wangsalan yakuwe unen-unen saempar cangkriman, nanging batangane wes ana sarana sinandhi. Wangsalan ana sing gampang artikna, nanging uga ana sing kudu njrimet anggone nggoleti makna/ artine.

Jenis-jenis wangsalan yaiku :
  1. Wangsalan lamba : yaiku wangsalan sing esih prasaja/sederhana.
  2. Wangsalan rangkep, wagsalan sing sinebut ing saben sebaris rangkep utawa ana rong wangsalan saben sebaris.
  3. Wangsalan Padintenan : Wangsalan sing digunakake minangka pacelathon ing saben dinane, wis sering keprungu (sering terdengar).
  4. Wangsalan edi peni : Wangsalan sing nduweni surasa pitutur kang becik (amanat).
  5. Wangsalan nganggo pathokan tartamtu : wangsalan sing wis cetha pathokane lan tegese saka tembung sing diwangsalake wis cetha.
Contoh wangsalan :
  1. Aku paham menawa dheweke kuwe seneng karo aku, ning aku mbalung klapa, ethok-ethok ora ngerti wong aku ya kudune jaim. Mbalung kelapa : bathok
  2. Jan bocah nek lagi seneng atine, isuk-isuk wes nggodhong garing, nglaras bae pernaeh. Nggodong garing : klaras
  3. Yen ora jengkel, nangapa kowe ket mau mentil kacang, mrengut bae. Mentil kacang : sungut
  4. Gayung sumur cah ayu, aja kemba lamun sir awes nduwe kekarepan. Gayung sumur : timba
  5. Mbalung geni, mbok menawa aku bisa mbiyantu marang kowe mba. Mbalung geni : mawa
  6. Mina gala king samudra, bacutna omonganmu kang… Mina galak : iwak cucut
  7. Kapri jawa, dak pethek wangsulanku iki bener ora bakalan luput. Kapri jawa : kethek
  8. Lombok cilik, dikandhane bener-bener malah pringas-pringis mencengis. Lombok cilik : cengis
  9. Roning mlinjo, wes kesel ket mau anggene makarya kepengin ngaso. Roning mlinjo : so
  10. Sinaosa arep suwe ra ketemu, ning kowe aja njenang gula ya karo aku… aku aja dilalekake. Jenang gula : gulali
  11. Kembang jambu, kemaruk kowe padune duwe dolanan anyar. Kembang jambu : karuk
  12. Witing klapa jawata ing ngarsapada, salugune wong muda gelem rekasa. Witing klapa : glugu
  13. Klapa mudha, kalegan ing rasa merga ditambahi gula. Klapa mudha : degan
  14. Mbalung janur duh bocah, tetep dilakoni bae jalaran akeh sing ora seneng. Mbalung janur : sabar

Read More

Sabtu, 17 Februari 2018

Informasi Publik - Mengenal seputar informasi publik, badan publik, dan prosedur pelayannya

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah saya bersyukur karna dengan selesainya penulisan artikel ini, kita masih dipertemukan lagi untuk membahas berbagai hal yang ada di dunia ini. Nah untuk postingan kali ini, penulis akan membahas seputar bidang perpublikan, tepatnya yaitu tentang informasi publik.

Jadi yang akan kita bahas meliputi dasar hukum, definisi, tujuan, dan jenis-jenis informasi publik. Selain itu juga terdapat beberapa penjelasan mengenai hak dan kewajiban dalam pelayanan informasi publik.
Salah satu elemen penting dalam mewujudkan penyelenggaraan negara yang terbuka adalah hak publik untuk memperoleh informasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hak atas informasi menjadi sangat penting karena semakin terbuka penyelenggaraan negara tersebut semakin dapat dipertanggungjawabkan. Hak setiap orang untuk memperoleh informasi juga relevan untuk meningkatkan kualitas pelibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik.
A. Landasan Informasi Publik
  1. Pasal 28F UUD 1945, “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”.
  2. UU No.14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik.
  3. Peraturan Pemerintah No.61 Tahun 2010 tentang pelaksanaan UU No.14 Tahun 2008.
  4. Peraturan Komisi Informasi Pusat No.1 Tahun 2010 tentang standar layanan informasi publik.
  5. Peraturan Komisi Informasi Pusat No.2 Tahun 2010 tentang prosedur penyelesaian sengketa informasi publik.
  6. Perda Provinsi Jateng No.6 Tahun 2012 tentang pelayanan informasi publik penyelenggaraan pemerintahan daerah Provinsi Jawa Tengah.
  7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.35 Tahun 2010 tentang pedoman pengelolaan pelayanan informasi dan dokumentasi di lingkungan dalam negeri dan pemda.
  8. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No.47 Tahun 2012 tentang petunjuk pelaksanaan perda Provinsi Jawa Tengah No.6 tahun 2012 tentang pelayanan informasi publik penyelenggaraan pemerintahan daerah Provinsi Jawa Tengah.
B. Definisi
  1. Informasi, adalah keterangan, pernyataan, gagasan dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik maupun non elektronik.
  2. Informasi Publik, adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim dan/diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara  dan penyelenggaraan negara dan/ penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang KIP serta informasi lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara.
  3. Dokumentasi, adalah pengumpulan, pengolahan, penyusunan dan pencatatan dokumen, data, gambar dan suara untuk bahan informasi publik.
  4. Badan Publik, adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN dan/atau APBD.
  5. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), adalah pejabat yang bertanggung jawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan dan/atau pelayanan informasi di badan publik dan bertanggung jawab langsung kepada atasan PPID
  6. Pengguna Informasi Publik, adalah orang yang menggunakan informasi publik sebagaimana diatur dalam perundang-undangan.
  7. Permohonan Informasi Publik, adalah warga negara dan/atau badan hukum Indonesia yang mengajukan permintaan informasi publik sebagaimana publik sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
C. Tujuan
  1. Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik dan proses pengambilan keputusan publik.
  2. Mendorong partiisipasi masyarakat dalam mengambil kebijakan publik.
  3. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik, dan pengelolaan badan publik yang baik.
  4. Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik yaitu yang transparan, efektif dan efisien, akuntabel, serta dapat dipertanggungjawabkan.
  5. Mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak.
  6. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
  7. Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan badan publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.
D. Jenis-Jenis Informasi Publik
1) Informasi yang wajib diumumkan dan disediakan secara berkala :
  1. Informasi yang berkaitan dengan badan publik.
  2. Informasi mengenai kegiatan dan kinerja badan publik terkait.
  3. Informasi mengenai laporan keuangan.
  4. Informasi lain yang diaturdalam peraturan perundang-undangan.
2) Informasi yang wajib diumumkan secara serta merta, adalah informasi yang dapat mengancam hajat hidup orang banyak dan ketertiban umum.
3) Informasi yang wajib tersedia setiap saat :
  1. Daftar seluruh informasi publik yang berada di bawah penguasaan badan publik, tidak termasuk informasi yang dikecualikan.
  2. Hasil keputusan badan publik dan pertimbangannya.
  3. Seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya.
  4. Perjanjian badan publik dengan pihak ketiga.
  5. Informasi dan kebijakan yang disampaikan pejabat publik dalam pertemuan yang terbuka untuk umum.
  6. Prosedur kerja pegawai badan publik yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat.
  7. Laporan mengenai pelayanan akses informasi public sebagaimana diatur dalam Undang-Undang KIP.
4) Informasi yang dikecualikan :
  1. Informasi yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon dapat menghambat proses penegakkan hokum.
  2. Informasi yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon dapat mengganggu kepentingan perlindungan ha katas kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat.
  3. Informasi yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon dapat membahayakan pertahanan dan keamanan negara.
  4. Informasi yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon dapat mengungkapkan kekayaan alam Indonesia.
  5. Informasi yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon dapat merugikan ketahanan ekonomi nasional.
  6. Informasi yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon dapat merugikan kepentingan hubungan luar negeri.
  7. Informasi yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon dapat mengungkapkan isi fakta otentik yang bersifat pribadi dan kemauan akhir ataupun wasiat seseorang.
  8. Informasi yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon dapat mengungkap rahasia pribadi.
  9. Memorandum/surat-surat antar badan publik atau intra badan publik yang sifatnya dirahasiakan kecuali atas utusan komisi informasi atau pengadilan.
  10. Informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan Undang-Undang.
Hak dan Kewajiban

A. Hak Pemohon Informasi Publik
  1. Setiap orang berhak memperoleh informasi publik sesuai dengan ketentuan Undang-Undang KIP.
  2. Setiap pemohon informasi publik berhak mengajukan permintaan informasi publik disertai alasan permintaan tersebut.
  3. Setiap pemohon informasi publik berhak mengajukan gugatan pengadilan apabila dalam memperoleh Setiap pemohon informasi publik mendapat hambatan atau kegagalan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang KIP.
  4. Setiap orang berhak :
  • Melihat dan mengetahui informasi publik.
  • Menghadiri pertemuan publik yang terbuka untuk umum guna memperoleh informasi publik.
  • Mendapatkan salinan informasi publik melalui permohonan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang KIP.
  • Menyebarluaskan informasi publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
B. Kewajiban Pengguna Informasi Publik
  1. Pengguna informasi publik wajib menggunakan informasi publik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
  2. Pengguna informasi publik wajib mencantumkan sumber darimana ia memperoleh informasi publik, baik untuk kepentingan maupun untuk kepentingan publikasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
C. Hak Badan Publik
  1. Badan publik berhak menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  2. Badan Publik berhak menolak memberikan informasi  publik apabila tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  3. Informasi publik yang tidak dapat diberikan oleh badan publik adalah :
  • Informasi yang dapat membahayakan keutuhan dan kesatuan negara.
  • Informasi yang berkaitan dengan kepentingan keperluan usaha sekaligus perlindungan dari persaingan tidak sehat.
  • Informasi yang berkaitan dengan hak-hak personal/pribadi.
  • Informasi yang berkaitan dengan rahasia-rahasia jabatan.
  • Informasi publik yang diminta belum dikuasai atau didokumentasikan.
D. Kewajiban Badan Publik
  1. Badan publik wajib menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan informasi publik yang berada di bawah kewenangannya kepada pemohon informasi publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan.
  2. Badan publik wajib menyediakan informasi publik yang akurat, benar, dan tidak menyesatkan.
  3. Badan publik harus membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk mengelola informasi publik secara baik dan efisien sehingga dapat diakses dengan mudah.
  4. Badan publik wajib membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang diambil untuk memenuhi hak setiap orang atas informasi publik.
  5. Pertimbangan antara lain memuat pertimbangan politik, ekonomi, sosial budaya, dan/atau pertahanan dan keamanan negara.
  6. Dalam rangka memenuhi kewajiban, badan publik dapat memanfaatkan sarana dan/atau media elektronik dan nonelektronik.
PROSEDUR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

A. Mekanisme Permohonan Informasi Publik
  1. Pemohon informasi datang ke desk layanan informasi mengisi formulir fotocopy KTP pemohon dan pengguna informasi, bagi lembaga publik/ormas dilengkapi fotocopy akte pendirian, surat keterangan terdaftar Bakesbangpol daerah setempat, serta surat keterangan domisili lembaga publik/ormas.
  2. Maksud dan tujuan permintaan informasi harus jelas penggunaannya.
  3. Petugas berwenang memberi tanda bukti penerimaan permintaan informasi publik kepada pemohonan informasi publik.
  4. Petugas memproses permintaan informasi publik sesuai dengan formulir permintaan informasi publik yang telah ditandatangani oleh pemohon informasi publik.
  5. Petugas menyerahkan informasi sesuai dengan yang diminta oleh pemohon/pengguna informasi, jika informasi yang diminta masuk dalam kategori dikecuallikan, PPID menyampaikan alasan sesuai dengan perundangan yang berlaku.
  6. Petugas memberikan tanda bukti penyerahan informasi publik kepada pengguna informasi publik.
  7. Petugas membukukan dan mencatat.
B. Jangka Waktu Penyelesaian Permohonan Informasi
  1. Proses penyelesaian untuk memenuhi permintaan pemohon informasi memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
  2. Waktu penyelesaian dilakukan paling lambat 10 hari sejak diterima permintaan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) akan menyampaikan pemberitahuan yang berisikan informasi yang diminta berada di bawah penguasaannya atau tidak. Kemudian PPID dapat memperpanjang waktu paling lambat 7 hari kerja.
  3. Penyampaian, pendistribusian, penyerahan informasi publik kepada pemohon informasi publik dilakukan secara langsung dengan menandatangani berita acara penerimaan informasi publik.
  4. Jika permohonan informasi diterima, maka dalam surat pemberitahuan juga dicantumkan materi yang diberikan format informasi, apakah dalam bentuk softcopy atau data tertulis. Apabila dibutuhkan untuk keperluan penggandaan menjadi tanggung jawab atau beban pemohon informasi. Bila permintaan informasi ditolak, maka dalam surat pemberitahuan dicantumkan alasan penolakan berdasarkan Undang-Undang KIP.
Read More