Jumat, 20 April 2018

Bahan makanan hasil pengawetan cara diasinkan

Proses pembusukan bahan makanan tidak bisa dihindari tetapi hanya bisa dihambat. Salah satu caranya adalah menekan perkembangan mikroba-mikroba pembusuknya. Mikroba ini akan berkembang biak secara lambat jika kondisi lingkungannya tidak optimal untuk hidupnya. Setiap mikroba memerlukan media lingkungan hidup dan makanan yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Apabila kondisi lingkungan ini tidak sesuai, maka pada awalnya mikroba akan menyesuaikan diri. Namun kemampuan ini sangat terbatas, sehingga jika hal ini tetap dipertahankan maka pada akhirnya sebagian besar mikroba akan mati.

Salah satu cara untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mematikan mikroba adalah dengan penambahan garam. Cara ini biasa disebut dengan istilah penggaraman atau diasinkan. Tujuannya adalah untuk mengurangi kadar air agar mikroba terutama jenis bakteri tidak dapat berkembang biak, sekaligus untuk proses perombakan oleh enzim terhambat sehingga bahan makanan akan lebih awet dan tahan lama jika disimpan.

Berikut ini adalah beberapa macam bahan makanan dengan memanfaatkan pengawetan dengan cara diasinkan, yaitu sebagai berikut :

A. Telur Asin 1

Bahan :
  1. 10 butir telur
  2. 0,3 kg garam
  3. 1 liter air
Alat :
  1. Panci peredam
  2. Pengaduk
  3. Panci perebus
  4. Wajan
  5. Ember plastik
  6. Kain bersih
  7. Kompor
Cara membuat :
  1. Didihkan air, kemudian tuangkan ke dalam garam dan aduklah sampai larut semuanya, lalu dinginkan.
  2. Cuci telur dan masukkan ke dalam larutan garam, lalu rendam selama 7 - 10 hari.
  3. Setelah penggaraman selesai, telur siap dibongkar.
  4. Selanjutnya adalah proses perebusan untuk mendapat telur asin rebus, atau digoreng untuk mendapatkan telur asin mata sapi yang asinnya merata.
B. Telur Asin 2

Bahan :
  1. 10 butir telur
  2. 0,3 kg garam
  3. Air
  4. 1,5 liter bubuk bata
Alat :
  1. Pengaron
  2. Ember plastik
  3. Kain bersih
  4. Batang penumbuk padi
  5. Ayakan
  6. Panci perebus
  7. Kompor
  8. Baskom
  9. Stempel
Cara membuat :
  1. Siapkan bata merah yang ditumbuk dan disaring halus.
  2. Campurkan bubuk rata dan garam hingga merata dan berilah sedikit air agar adonan tidak jadi lembek.
  3. Cuci telur, lalu bungkus.
  4. Simpanlah telur yang sudah dibungkus dalam wadah atau kantong plastik untuk proses pemeraman.
  5. Setelah penggaraman dinilai cukup, telur dibongkar dari adonan bubuk bata merah dan garam.
  6. Cuci sampai bersih dan telur asin siap dikonsumsi atau diolah kembali sesuai keinginan.
Untuk memahami proses pembuatan telur asin, simaklah langkah-langkah dari bagan berikut ini :
Proses pembuatan telur asin
C. Pindang Paso

Bahan :
  1. Ikan segar
  2. Garam
Alat :
  1. Paso/kendil dari tanah
  2. Tampah
  3. Jerami
  4. Anyaman bambu
  5. Daun pisang kering atau daun bambu kering
  6. Tungku api
Cara membuat :

+ Persiapan
  1. Pilih ikan yang masih segar menurut jenis dan ukurannya.
  2. Cuci ikan dengan air bersih yang mengalir untuk menghilangkan kotoran dan lendirnya.
  3. Pemilihan garam yang sesuai untuk pembuatan pindang adalah garam ukuran kristal lembut. Hal ini bertujuan agar proses peresapannya lebih cepat dan menguangi kerusakan pada tubuh ikan.
  4. Jumlah garam untuk membuat pindang pada umumnya sekitar 20% dari berat ikan, atau bisa disesuaikan dengan selera.
  5. Selalu menjaga kebersihan alat, memperhatikan sanitasi dan sirkulasi udara.
+ Pengolahan
  1. Pertama lapisi bagian dasar paso dengan memakai anyaman bambu, atau mali padi (merang), atau daun pisang kering, ataupun daun bambu kering yang selanjutnya ditaburi garam.
  2. Kemudian ikan yang sudah dicuci bersih dibungkus dengan kertas atau daun bambu kering, lalu masukan dan atur rapi satu per satu ke dalam paso. Pembungkusan tiap ikan bertujuan agar ikan tidak lengket dan saling menempel. Selain itu agar daya tampung paso lebih banyak, penempatan ikan diatur secara selang-seling dan berlapis-lapis dimana letak kepala ikan diadukan dengan bagian ekor ikan lainnya.
  3. Taburi garam di atas lapisan pada setiap satu baris ikan yang disusun. Cara lainnya adalah dengan cara melumuri semua ikan dengan kristal garam sebelum disusun di dalam paso.
  4. Setelah semua ikan disusun, isi paso dengan air sampai penuh.
  5. Taburi kembali lapisan paling atas dengan garam, lalu rebus.
  6. Perebusan dilakukan dengan paso yang terbuka dan lama perebusan pada umumnya berkisar antara 3 - 6 jam.
  7. Selanjutnya buat lubang-lubang kecil pada bagian bawah paso untuk membuang semua air yang ada di dalamnya, tadahi air dengan ember. Air rebusan ini nantinya akan dibuat menjadi petis atau kecap ikan.
  8. Tutup kembali lubang-lubang tersebut dengan memakai kayu atau sabut kelapa.
  9. Panaskan lagi dengan api yang kecil. Tujuannya untuk melenyapkan tetes-tetes air yang tersisa sehingga ikan terlihat kering mengkilat.
Ciri-ciri ikan pindang yang sudah masak
  • Mata ikan berwarna putih susu.
  • Permukan terlihat agak retak-retak.
  • Sisik ikan merenggang.
  • Tubuh ikan menyusut sehingga sambungan kepala dari badan nampak sedikit menonjol.
  • Perut lebih pipih.
  • Aroma uap airnya terasa sedap.

+ Penyimpanan
  1. Setelah dilakukan perebusan, angkat paso dari tungku dan dinginkan selama beberapa saat.
  2. Jika sudah dingin, taburkan garam kristal dan tutup menggunakan tampah yang diikat dengan tali. Tujuannya adalah untuk menyimpan ikan pindang agar lebih awet dan tahan lama.
  3. Ikan pindang dalam paso tersebut bisa langsung dipasarkan atau disimpan di tempat yang aman.
  4. Penyimpanan harus dilakukan dengan baik agar ikan pindang tersebut bisa bertahan sampai lebih dari 1 bulan.


EmoticonEmoticon