Sekilas tentang puisi modern - puisi
merupakan salah satu karya sastra yang masih dibilang populer dalam dunia
pendidikan. Sebuah puisi bisa saja tercipta dari perasaan dan imajinasi si
penulis terhadap permasalahan tertentu atau situasi tertentu. Para penulis
puisi seringkali menciptakan karya-karyanya malah mirip seperti teka-teki kata, maksudnya mereka menginginkan pembacanya untuk berfikir dua kali untuk bisa
memahami makna kata demi kata dalam puisi tersebut. Namun itulah yang membuat
sebuah puisi terdengar elegan di telinga pembacanya, apalagi puisi modern tidak lagi mementingkan aturan-aturan dasar puisi originalnya, akan tetapi lebih mementingkan ketepatan, keindahan, dan keterpaduan dalam pemilihan kata.
Untuk artikel pertama yang saya buat ini, saya akan melantunkan satu dua kata karya puisi modern bertemakan “kerinduan” kepada anda semua. Selamat memabaca ya!
Untuk artikel pertama yang saya buat ini, saya akan melantunkan satu dua kata karya puisi modern bertemakan “kerinduan” kepada anda semua. Selamat memabaca ya!
Menunggu
Sapaan
Oleh : Resa Afani
Di penghujung tebing ini…
Ku terseret hentakan suara angin berdesir
Mencoba berguru bak hitam menjadi putih
Melepas diri dari cengkraman sang surya ini
Tunggu! Siapakah yang memulai semua ini
Apa arti semua ini?
Berdalih pergi, kau seolah membisu
Dengan beban kehormatan yang khusus
perlahan memudar, samar, dan lenyap
percuma berharap ini seperti lebah
Datang hanya berbisakan fana
Lantas apa ini sebuah kehebatan?
Tidak! Simpanlah selagi kau menyadarinya
Pahitkan prinsipmu dan jatuhkanlah
Ketidaktahuan selalu bertarung di hati
Sembilan Sembilan tatanan tersusun rapi
Berhenti teman, juga demi jarak
sungguh tangan ini akan rekan sebenarnya
Namun sesaat, gagal meyakinkan Qolbu
Luka membara tanpa fikir panjang
Niat dahulu terbalas sia-sia
Cobalah bergegas kawan, bergegas!
Banyak insan merindu suara langkahmu
Merdu Menghalangi kelabunya Qolbu
Di hari menunggu suara menjejal
Dari berjelajah, merantau kembali
Demi seutas asa, kami berdiri…
Sabar menelantarkan dengan modal “menagih janji”
Kemudian menyeringai untuk tetap rapi
Sehelai karangan bunga kau hadapi
Jujur, ku kecewa mencaci masa kini
Lebah itu jadi garang sekarang, wow!!!
Takjub hidup bagai orang berada
Maka gangguan terlintas dalam darah ini
Memahami bahwa masa kini sangat hitam
Meski masa lalu putih seemas madu
Suara merdu itu kembali sesak
Rintik kesedihan mencapai titik saktinya
Alunan biola seolah memekakan telinga
Jidat lunak berlumuran nestapa
Pasti kutunggu sapaanmu yang dulu
Jika tidak, biarkan aku mati saja
EmoticonEmoticon