Kamis, 17 Mei 2018

Sejarah dan jenis-jenis uang beserta fungsi dan nilainya

Sejarah Terbentuknya Uang


Sejarah terbentuknya uang dimulai sejak peradaban manusia primitif sampai munculnya uang yang sekarang kita gunakan. Asal-usul adanya uang dibagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Zaman Pra Barter (zaman sebelum tukar menukar)

Di zama purba kehidupan masyarakat sangat sederhana, bahkan pada umumnya orang berpendapat bahwa kehidupan manusia pada waktu itu sangatlah primitif. Mereka tidak memerlukan banyak jenis kebutuhan untuk hidup dan mereka berusaha sendiri dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Keadaan iniliah yang disebut dengan sistem perekonomian tertutup.

Pada saat itu yang mereka perlukan adalah makanan sebagai kebutuhan vital saja, kemudian tempat tinggal,dan tempat berlindung dari panas dan hujan. Makanan yang mereka butuhkan hanya berasal dari alam sekitar saja seperti buah-buahan, daun-daunan, binatang buruan, ikan, sayuran, dan lain-lain. Sedangkan untuk pakaian dan tempat tinggal, mereka membuatnya dari kulit dan bulu hewan untuk pakaian, serta tinggal berpindah-pindah (nomaden) dari satu tempat ke tempat yang lainnya.

2. Zaman Barter (zaman tukar menukar)

Pada masa inilah mulai muncul perubahan dalam hal jumlah penduduk dan berkembangnya ilmu pengetahuan. Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah kebutuhan untuk hidup. Penduduk yang semakin berkembang tidak memungkinkan lagi untuk berkelompok, akan tetapi mereka sudah mulai menetap dan hidup dengan usaha pertanian, peternakan, perdagangan, usaha berburu, berburu ikan, dan lain-lain. Dengan usaha-usaha tersebut masih belum memenuhi kebutuhan mereka masing-masing, sehingga mereka berinisiatif melakukan pertukaran barang atau dikenal dengan istilah barter.

Pertukaran barang dilakukan secara sederhana, yaitu oleh pihak-pihak yang saling membutuhkan suatu barang dan dilakukan di tempat yang terbatas. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan berkembangnya jumlah penduduk, membuat daerah pertukaran bertambah luas. Orang yang melakukan pertukaran sudah mulai menilai. Mereka memproduksi bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, sehingga perlu untuk dipertukarkan dengan barang lain yang dibutuhkan. Keadaan inilah yang disebut dengan sistem perekonomian terbuka.

Dalam perekonomian terbuka, pertukaran barang menimbulkan beberapa kesulitan, antara lain :
  1. Sangat suka menemukan orang yang benar-benar saling membutuhkan barang sesuai dengan keinginan yang dibutuhkan masing-masing.
  2. Belum ada alat kesatuan untuk menukar barang.
  3. Memakan waktu yang lama jika pertukaran sudah melewati batas desa atau daerah, juga ditambah lamanya menemukan orang yang sama-sama saling membutuhkan.
  4. Pada saat ini barter masih sering dilakukan di negara-negara dengan perekonomian yang rendah, terutama negara-negara di Benua Afrika.
3. Munculnya Uang Barang

Dalam kegiatan barter, banyak mengalami hambatan terutama apabila kebutuhannya banyak dan bermacam-macam. Bagaimana mereka harus membawa barang yang akan ditukarkan dan bagaimana mencari orang-orang yang mau diajak barter dengan kebutuhan yang bermacam-macam?

Seiring bertambahnya waktu, cara tukar menukar barang yang sulit dilaksanakan memunculkan adanya barang perantara sebagai alat pertukaran. Pada tahap ini, orang sudah mulai berfikir barang perantara sebagai alat pertukaran, maka dicarilah barang yang dapat mempermudah pertukaran,

Syarat sebagai alat perantara pertukaran barang adalah :
  1. Barang tersebut dapat diterima dan dibutuhkan semua orang, dan untuk mendapatkan barang tersebut harus diadakannya kesepakatan antara pihak-pihak yang bertukar.Barang tersebut dapat ditukarkan kepada siapa saja setelah adanya kesepakatan.
  2. Mempunyai nilai tinggi, artinya barang tersebut tidak beredar secara luas dan tidak setiap orang memiliki (jumlah terbatas).
  3. Tahan lama. Uang barang harus tahan lama, artinya barang tersebut dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama dan dapat digunakan jika ia membutuhkan suatu barang.
Kelemahan uang barang :
  1. Sulitnya penyimpanan.
  2. Sukar dibawa kemana-mana.
  3. Sukar dibagi menjadi bagian yang lebih kecil.
  4. Kebanyakan uang barang tidak tahan lama.
  5. Nilai barang yang berfluktuasi (tidak tetap).
4. Munculnya Uang

Tahapan munculnya uang dimulai sejak ditemukannya logam pada tahapan uang barang. Dari jenis uang logam inilah dikembangkan menjadi uang logam, setelah itu muncul uang kertas. Akan tetapi uang logam semakin berkurang pemakaiannya karena sangat memberatkan jika dalam jumlah yang besar. Hal ini mendorong orang-orang China (RRC) untuk membuat uang kertas pertama di dunia.

Syarat-Syarat Uang
1. Diterima oleh masyarakat atau umum
Uang dapat disukai atau diterima artinya uang tersebut dapat berlaku dan beredar di suatu negara secara resmi dan diakui oleh negara dan rakyatnya. Hal ini disebabkan karena uang merupakan alat satuan hitung, alat penyimpan kekayaan, dan sebagai alat pembayaran yang sah.
2. Memiliki nilai yang stabil
Semua uang memiliki nilai, dimana nilai itu penting untuk dijaga kestabliannya. Stabil yang dimaksud tidak harus nilainya tetap, akan tetapi mudah dibagi-bagi dan tidak berkurang nilainya.
3. Mudah dibawa atau dipindahkan
Sebagai alat pembayaran yang sah, sangatlah penting sebuah uang dapat dibawa kemana saja dan dimana saja. Oleh karena itu kita sebut saja sebagai kebutuhan yang wajib ada dalam tiap diri manusia.
4. Tahan lama dan tidak mudah rusak
Uang selalu beredar dan berpindah dari tangan satu ke tangan yang lain. Untuk mencegah uang dari kerusakan dapat diantisipasi dengan menggunakan bahan yang kuat terutama uang kertas yang sangat rentan dengan kondisi basah.
5. Terdiri dari berbagai nilai satuan
Uang digunakan salah satunya untuk memperlancar kegiatan jual beli, baik dalam jumlah kecil maupun besar. Sehingga uang harus dicetak dalam berbagai nilai satuan yang kita kenal dengan istilah nilai satuan uang.

Fungsi Uang

A. Fungsi asli
1. Sebagai alat ukur secara umum
Dengan adanya uang, kita tidak perlu lagi menukar barang yang kita miliki dengan barang yang kita inginkan. Dengan menjual suatu barang, kita dapat memperoleh uang yang dimana uang itu bisa kita pakai kembali untuk membeli barang lain yang kita butuhkan. Jadi fungsi inilah yang sangat berperan dalam kegiatan perekonomian manusia.
2. Alat satuan hitung
Uang dapat digunakan sebagai alat untuk menunjukan nilai barang yang kita miliki atau barang yang akan kita beli. Misalnya saya memiliki beberapa barang berupa sepeda yang harganya Rp.1.000.000,00 dan smart phone seharga Rp.1.750.000,00. Maka setelah dijumlahkan, seluruh nilai barang atau nilai kekayaan kedua barang tersebut berjumlah Rp.2.750.000,00.

B. Fungsi Turunan
1. Alat pembayaran yang sah
Di dalam kehidupan zaman yang modern ini, kebutuhan hidup jadi semakin banyak, meliputi makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, hiburan, angkutan, pulsa, listrik, dan sebagainya. Untuk mendapatkan semua kebutuhan tersebut, kita memerlukan uang sebagai alat pembayaran atas barang dan jasa lewat sebuah transaksi jual beli.
2. Alat penyimpan kekayaan
Dengan menyimpan uang untuk keperluan di masa yang akan datang, sama saja itu disebut dengan kegiatan menyimpan kekayaan yaitu dalam bentuk uang. Adapun bentuk kekayaan lain berupa barang seperti rumah, emas, motor, mobil, perhiasan, tanah, sertifikat, cek, dan lain-lain. Meskipun begitu, menyimpan kekayaan dalam bentuk uang lebih mudah dibanding menyimpannya dalam bentuk barang, karena uang bisa langsung digunakan saat melakukan transaksi atau pembelian.
3. Petunjuk harga barang dan jasa
Nilai dalam uang tidak lain adalah kebalikan harga dan harga barang-barang itu sendiri. Jika harga barang berubah, tentu nilai uang yang diperlukan juga akan berubah. Misalnya harga 1 kg beras Rp.12.000,00 berarti niali uang Rp.12.000,00 sama saja dengan 1 kg beras. Dengan demikian, sangat jelas bahwa salah satu fungsi uang adalah sebagai petunjuk harga.
4. Alat untuk menabung
Kebutuhan yang banyak dan terkadang datang secara tiba-tiba, membuat banyak orang berfikir tentang kondisi mereka di masa yang akan datang. Dalam 2 atau 3 tahun kemudian harga-harga barang akan naik atau bisa saja turun. Hal inilah yang memicu kemauan menabung untuk kebutuhan di masa yang akan datang. Dengan menabung akan menghasilkan beberapa keuntungan, diantaranya untuk menghemat pengeluaran, muncul ketenangan akan masa depan, dan mempunyai cadangan untuk keperluan yang mendadak.

Sekarang sudah banyak orang yang menyimpan uangnya di bank. Selain mudah dan aman, ada juga perusahaan bank yang memberikan bonus kepada nasabah tiap bulannya. Namun pada umumnya, munculnya keinginan menabung di bank semata-mata agar uang yang kita miliki tetap aman dan bisa digunakan suatu saat.

Jenis-Jenis Uang

» Uang Kartal
Uang kartal adalah uang yang beredar di kalangan masyarakat berupa uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan oleh bank sentral (pemerintah) dan berlaku secara umum di suatu negara.

a. Uang logam

Terdiri dari logam emas, perak, tembaga, timah, aluminium, dan perunggu. Uang logam biasanya memiliki nilai nominal yang kecil, keculai logam mulia (emas) yang mempunyai nilai tukar yang tinggi.

Kelebihan :
  1. Kuat dan tahan lama.
  2. Mudah disimpan dan bisa dibawa kemana-mana.
  3. Mudah untuk ditukar dengan barang.
Kelemahan :
  1. Membawa uang dalam jumlah besar akan terasa berat.
  2. Bahan logam yang terbatas, sedangkan kebutuhan logam yang lain banyak jenisnya.
  3. Uang logam dalam jumlah besar memerlukan tempat yang besar dan khusus.
b. Uang kertas
Uang kertas yang dimaksud bukan terbuat dari bahan yang sembarangan, melainkan bahan yang awet dan kuat sehingga kemungkinan rusak bisa saja kecil. Uang kertas digunakan untuk mempermudah pembayaran dalam jumlah besar dikarenakan mudahnya penghitungan dan penyimpanan.

Kelebihan :
  1. Wujud uangnya sedikit tapi jumlah nilainya besar.
  2. Ringan dan mudah dibawa.
  3. Bisa digunakan untuk jumlah pembayaran yang besar.
Kelemahan :
  1. Resiko rusak lebih besar dibanding uang logam.
  2. Karena satu lembar bernilai besar, membuat takut kehilangan.
  3. Mudah hilang dan terselip jika ceroboh.
  4. Menjadi incaran para pelaku kriminalitas.
» Uang Giral

Uang giral adalah uang yang tidak berbentuk, hanya berupa saldo tabungan di bank yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran sewaktu-waktu. Pembayaran uang giral dapat dilakukan melalui cek, bilyet, giro, telegrapihic transfer, dan kartu kredit (ATM).
a. Cek
Cek adalah surat berharga berupa tagihan kepada pihak bank dari seseorang yang mempunyai rekening (simpana uang) di bank tersebut. Cek biasanya digunakan untuk membayar sejumlah uang secara tertulis kepada orang yang namanya tercantum dalam cek tersebut.
b. Giro
Giro adalah simpanan di bank yang penarikannya tidak berupa uang tunai, tapi pembayaran giro hanya bisa dilakukan apabila yang membayar dan yang menerima giro memiliki rekening pada bank yang sama.
c.  Pemindahan Telegrafis
Pemidahan Telegrafis adalah pembayaran dengan cara pemindah bukuan antar rekening secara cepat. Cara pembayaran ini sangat memudahkan penggunanya, terutama untuk si pembayar dan penerima yang mempunyai rekening pada bank yang sama namun di kota yang berbeda.
d. Kartu Kredit
Kartu kredit adalah alat pembayaran pengganti uang tunai atau cek yang dapat digunakan setiap saat dan di tempat yang menyediakan layanan ini, seperti di Toko, Restauran, Hotel, Mall, Kantor, dan lain-lain. Di tempat-tempat tersebut, pihak pengelola pastinya sudah melakukan hubungan kerja sama dengan pihak bank agar bisa melayani akses penggunaan kartu kredit di tempat, tanpa perlu mengambilnya di bank.
                                                                                                                                    
Nilai Uang

Apa itu nilai uang? Nilai uang adalah kemampuan uang untuk ditukarkan dengan barang atau jasa. Nilai uang terdiri dari tiga macam, yaitu :
1. Nilai Nominal
Nilai nominal yaitu nilai yang tertera atau tertulis jelas pada uang. Misalnya terdapat angka Rp.100,00 ; Rp.500,00 ; Rp.1000,00 ; atau Rp.5000,00.
2. Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik yairu nilai fisik yang dikandung sebuah uang, atau dengan kata lain merupakan nilai bahan yang dipakai untuk membuat uang tersebut. Misalnya pada uang Rp.10.000,00 artinya bahan untuk membuat uang tersebut kurang lebih adalah seharga Rp.10.000,00 atau berdasarkan jenis bahan yang digunakan.
3. Nilai Rill atau Nilai Tukar
Nilai rill yaitu nilai uang yang dapat diukur dengan sejumlah barang atau jasa, yang erat kaitannya dengan harga dari barang atau jasa tersebut. Misalnya satu tahun yang lalu uang Rp.50.000,00 dapat membeli beras sebanyak 5 liter, tetapi sekarang dengan uang tersebut hanya cukup untuk membeli beras 4 liter, maka nilai rill uang Rp.50.000,00 tersebut turun dalam hal membeli beras.

Mata Uang Asing

Setiap negara mempunyai uang resminya masing-masing, misalnya :
  1. Rp (Rupiah) untuk Indonesia.
  2. RM (Ringgit Malaysia) untuk Malaysia.
  3. £ (Poundsterling) untuk United States (Inggris).
  4. ¥ (Yen) untuk Jepang.
  5. (Euro) untuk Belanda dan negara-negara di Eropa.
  6. US $ (Dollar US) untuk Amerika Serikat.
  7. Aust $ (Dollar Australia) untuk Australia.
  8. H $ (Dollar Hongkong) untuk Hongkong.
Apa itu Kurs Valuta Asing?

Kurs valuta asing adalah nilai tukar mata uang suatu negara dibandingkan dengan nilai mata uang negara asing. Segala jenis valuta asing hanya berlaku di negaranya dan tidak berlaku sebagai mata uang resmi di negara lain. Artinya valuta asing tidak bisa menjadi alat pembayaran yang sah, tapi bisa diperjualbelikan sesuai dengan ketentuan.
Macam-macam kurs
  1. Kurs jual, yaitu kurs yang diberlakukan oleh bank jika bank itu menjual mata uang asing.
  2. Kurs beli, yaitu kurs yang diberlakukan oleh bank jika bank itu membeli mata uang asing.
  3. Kurs resmi, yaitu kurs yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
  4. Kursi tidak resmi, yaitu kurs yang terjadi di bursa valas (pasar uang).

1 komentar


EmoticonEmoticon